RAJA-RAJA MUNA DALAM LINGKARAN SEJARAH


Kerajan Muna adalah salah satu kerajaan besar di Sulawesi Tengara selain Kesultanan Buton dan Kerajaan Konawe-Mekongga. Bahkan dalam perjalanan sejarahnya, ada beberapa Raja Muna/ Putera kerjan Muna menjadi Raja di Kerajaan tersebut.
Salah Satunya adalah La Kilaponto, Raja Muna ke VII. Bahkan dalam beberapa literatur sejarah menjelaskan La kilaponto pernah menjadi raja di tiga kerajaan ( Buton, Muna, Konawe ) dalam waktu yang bersamaan.
Di Ketiga Kerajan yang pernah dipimpinnya tersebut La Kolaponto di anugrahi gelar yang berbeda-beda. Di Kerajaan Muna, La Kilaponto di gelar “Omputo Meopokunduaghono ghoera” artinya raja yang menggawinkan negeri. Sedangkan di Buton dia dianugrahi Gelar ” Timba-timbanga/Murhum/Kaimuddin Khalifatul Khamis”. Timba-timbaga artinya orang yang menetapkan hukum sedankan Murhum dianugrahi setelah beliau mangkat. Tapi adajugasejarawan yang mengatakan murhum itu merupakan galar seorang raja pada kerajaan Islam ( Mahmud Hamundu 2005). kalau kaimuddin Khalifatul Khamis di anugrahkan setelah beliau dilantik menjadi Sultan menyusul perubahan Kerajaan Buton menjadi kesultanan.
Di Kerajaan, La Klaponto di gelar “Haluoleo” gelar dianugrahkan setelah beliau dapat memadamkan perang saudara antara Kerajaan Konawe dan kerajaan Mekongga hanya dalam waktu delapan hari . Di Kerajaan Kawe, selain dianugerahkan gelar haluoleo, La Kilaponto juga digelar dengan ” To Laki ” artinya menjadi laki-laki/Raja. Gelar ini setelah beliau dilantik Menjadi Mokole/Raja Konawe.
Sepanjang sejarahnya Kerajaan Muna pernah eksis selama 530 tahun ( 1417 – 1947 ) dan dipimpin oleh 39 Raja termasuk 3 orang yang dikirim oleh Kesultanan Buton dengan intervensi Kolonial Belanda dan 2 (dua) orang Raja Penggati.
Untuk mengetahui secara keseluruhan Raja-raja yang mernah berkuasa di kerajaan Muna dan bagaimana aktifitasnya selama memerintah,penulis akan menyajikannya secara bersambung ( satu raja setiap Minggu) mulai minggu depan dan minggu ini kita mengulas tentang Sugi manuru Raja Muna VI ayah dari La Kilaponto dalam jendela tersendiri.

Diterbitkan oleh Muhammad Alimuddin

Aktivis NGO, jurnalis dan pemerhati sejarah dan kebudyaan Muna

Silakan berkomentar dengan santun

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.