SEBAGIAN DARI SEJARAH MUNA


Tinjauan dari Aspek Ketatanegaraan

Oleh: Laode Abadi Rere – Pemerhati Budaya
Kelompok manusia yang hidup di suatu tempat tertentu dan menunjuk seorang menjadi pemimpin mereka yang disebut Raja, itulah awal dari kepemimpinan. Tempat mereka menetap disebut Kerajaan dan kelompok manusia dalam kerajaan tersebut adalah Rakyat. Sedangkan rakyat yang mendiami wilayah tertentu dengan batas-batas negara yang sudah disepakati, menduduki wilayah tersebut disebut Penduduk.

Adapun unsur-unsur yang harus dimiliki oleh masyarakat politik supaya ia dapat dianggap sebagai Negara termasuk Negara Kerajaan kemudian berlanjut membentuk sistem Ketatanegaraan. Menurut Oppenheim Lauterpacht, seperti yang dikutip Solly Lubis Guru Besar Universitas Sumatera Utara (USU) Medan, dalam bukunya Ilmu Negara, mengatakan bahwa pertama adalah keharusan pada rakyat. Dengan demikian ide atau cita-cita untuk bersatu, adalah penting untuk dapat membentuk suatu bangsa yang akan hidup dalam suatu negara dengan identitas yang sama. Rakyat yang mempunyai cita-cita untuk bersatu ini merupakan unsur dari negara.

Rakyat atau penduduk jika mempunyai identitas yang sama secara geografis-ekolologis dan demografis serta faktor historis, politik sosial,budaya,bahasa yang sama kemudian menjadi suku bangsa yang sama. Selanjutnya rakyat dapat membentuk Negara dengan Ketatanegaraan dan kemudian penduduknya disebut Warga Negara.

Persyaratan tersebut di atas jika dikaitkan dengan eksistensi rakyat Muna, menurut J. Couvreur dalam bukunya tentang Etnografisch Overzicht van Moena terjemahan Rene van den Berg dengan judul Sejarah dan Kebudayaan Kerajaan Muna, bahwa asal usul rakyat pulau Muna disuguhkan dua cerita yaitu cerita pertama : Dikisahkan bahwa Nabi Muhammad yang pertama kali menemukan pulau Buton dan pulau Muna. Kedua pulau tersebut baru saja muncul dari permukaan laut serta masih merupakan rawa-rawa berlumpur yang belum dapat ditumbuhi atau dihuni oleh apapun juga. Setelah menemukan pulau ini, Nabi Muhammad kembali kepada Allah memberitahukan apa yang telah dilihatnya, kemudian Nabimenambahkan bilamana allah menghendaki tanah-tanah tersebut dikeringkan kira-kira akan terdapat daratan yang akan sama dengan Tanah Rum (Turki atau Eropa). Allah lalu bertanya kepada Nabi Muhammad, dimana Nabi Muhammad melihat daratan tersebut? Jawaban Nabi Muhammad, “Di bawah daratan Turki (atau Eropa)” (dalam bahasa Muna we ghowano witeno Rumu). Allah kemudian bertanya kepada Nabi Muhammad, “Nama apa yang harus diberikan kepada tanah itu?” Nabi Muhammad menjawab, “ Butuuni “ (arti nama itu tidak diketahui). Allah lalu membuat daratan tersebut. Menurut tradisi ini orang pertama yang menetap disini adalah keturunan roh-roh.

Cerita yang ke dua, dikisahkan bahwa dahulu kala ditempat ini semuanya digenangi air. Pada suatu hari berlayarlah di laut ini sebuah perahu, di dalamnya berada seorang lelaki yang bernama “Sawirigadi” (Sawerigading). Perahu tersebut terbentur pada batu karang di bawah permukaan air lalu terdampar. Sawerigading adalah putra Raja Luwu, dan dia dilahirkan ibunya bersama dengan seekor ayam kuning sehingga dianggap sebagai orang mulia. Karena terbenturnya perahu tersebut pada ujung batu karang di bawah permukaan air itu, maka dengan tiba-tiba muncullah daratan besar dari permukaan laut, yaitu pulau Muna sekarang ini. (Perlu dicatat bahwa gunung tempat terdamparnya perahu Sawerigading itu masih dapat ditunjukkan. Nama gunung itu sampai sekarang terdapat sebuah batu besar yang menyerupai perahu)Setelah terdampar perahunya, berjalanlah Sawerigading di atas daratan yang baru muncul itu sampai pada Wisenokontu artinya didepan batu (disekitar kampung Tanjung Batu sekarang). Setelah itu Raja luwu mengutus beberapa orang untuk pergi mencari perahu Sawerigading dan sebagian dari orang-orang ini konon menetap disini dan merupakan penghuni pertama pulau Muna dan kemudian mereka mendirikan suatu koloni yang mereka namakan Wamelai. ( Arti nama ini tidak lagi deketahui), namun sampai sekarang nama ini menjadi kampung Wamelai dan hingga sekarang masih ada di Muna, akan tetapi kini merupakan bagian dari kampung Tongkuno. Mata pencaharian mereka berburu dan sebagian kecil bertani.

Setelah beberapa lama mereka menetap disini, maka sebagian dari orang yang terdiri atas laki-laki itu kembali ke tempat asal mereka untuk mengambil istri-istri dan anak-anak mereka yang tertinggal di sana untuk dibawah ke Muna dan sekembalinya mereka, maka atas musyawarah bersama lalu ditunjuklah seorang kepala yang diberi gelar “mino Wamelai”. (Orang Wamelai)

Demikian juga dikatakan oleh Oppenheim Lauterpacht, bahwa yang dimaksud dengan rakyat adalah kumpulan manusia dari kedua jenis kelamin yang hidup bersama merupakan suatu masyarakat, meskipun mereka ini mungkin berasal dari keturunan yang berlainan, menganut kepercayaan yang berlainan atau memiliki warna kulit yang berlainan dan jika hal ini dikaitkan dengan peristiwa asal usul mulanya penduduk Muna sebagaimana dijelaskan oleh J.Couvreur di atas, maka jelas rakyat Muna pertama yang mendiami Pulau Muna adalah orang WamelaiKedua, keharusan ada daerah. Faktor ini terkait dengan faktor identitas suatu suku bangsa yaitu mengenai faktor geografis-ekologis dan demografis,biasanya disebut Faktor Obyektif. Untuk menentukan terbentuknya suatu negara terdapat beberapa teori tentang negara, antara lain seorang iIlmuwan terkenal Plato mengatakan bahwa luas negara itu harus diukur atau disesuaikan dengan dapat atau tidaknya, mampu atau tidaknya negara memelihara kesatuan di dalam negara itu, oleh karena negara itu sebetulnya pada hakekatnya merupakan suatu keluarga yang besar. Oleh sebab itu negara tidak boleh mempunyai luas daerah yang tidak tertentu.

Faktor Subyektif mengenai persyaratan tersebut, yaitu faktor historis, politik, sosial, budaya dan bahasa, jika dikaitkan dengan wilayah Penduduk Muna ditinjau dari segi bahasa yang digunakan, maka daerah Muna cukup luas meliputi sebagian besar wilayah Penduduk Buton, hal ini dapat dibuktikan dari bahasa daerah yang digunakan masyarakat wilayah Muna juga digunakan oleh sebagian besar masyarakat Buton namun dialeknya yang berbeda, sehingga sebagian besar masyarakat Buton sebenarnya masuk Suku Muna karena bahasa asli Buton hanya digunakan oleh masyarakat yang berdiam disekitar kota Bau-bau dan wilayah Keraton dan selebihnya mengunakan bahasa Muna.

Awal pembentukan wilayah didasarkan kesepakatan antara dua negara atau lebih, dan bahasa merupakan salah satu unsur terbentuknya bangsa, maka antara Muna dan Buton telah bersepakat menentukan batas-batas wilayah, yaitu wilayah Pulau Muna bagian Utara dan Pulau Buton bagian Utara merupakan Daerah Muna, sedangkan bagian Selatan Pulau Muna merupakan wilayah Buton.

Ketiga, keharusan ada Pemerintahan yang berdaulat. Jika hal ini dikaitkan dengan eksistensi kerajaan Muna, maka penunjukan Ibu Kota Kerajaan Muna di Kota Muna pada Tahun 1321, Pembangunan Benteng Pertahanan, Pembangunan Istana Kerajaan atau Kamali, Pembangunan Rumah para pejabat Kerajaan dan Pembangunan Mesjid Besar di Kota Muna atas persetujuan Syarah Muna, menunjukkan bahwa aktivitas pemerintahan kerajaan Muna terpusat di Kota Muna, letaknya sekitar 23 Kilometer dari Kota Raha sekarang. Dan menurut J.Couvreur benteng dikota Muna dibangun oleh roh-roh halus, dan terbuat dari tembok batu setinggi empat meter, dengan ketebalan tiga meter dan panjang keseluruhan tembok sekitar 8.073 meter.

Namun setelah Raja Muna Laode Ahmad Makutubu Istana Kerajaan Muna atau Kamali dibangun di Kota Raha yaitu di Tula atas persetujuan Syarat Muna dan disebut Kamali Panda. Dan Raja Muna Laode Fiu M.Shalihi membangun Kamali di Loghiadan yang sekarang ke dua kamali ini dikelola oleh Laode Shalihi mantan Kepala Distrik Katobu, anak dari Raja Muna Laode Fiu. M.Shalihi. Selain kedua Kamali tersebut di atas, Raja Muna Laode Fiu membangun Kamali di Masalili.

Pada Tahun 1928 Raja Muna Laode Rere membangun Istana atau KamaliWamelai, letaknya sekarang iniberdiri bangunan gedung pertemuan Wamelai atau persisnya di depan kantor Camat Katobu bagian atas. Bangunan Kamali ini dibangun oleh ahli pertukangan dari Buton dengan tiang bangunan (katubo) sebanyak 99 katubo, ruang pertemuan, ruang istrahat Raja, ruang keluarga. Bersamaan pembangunan Kamali Wamelai selesai, Raja Muna Laode Rere diberhentikan oleh Pemerintah Penjajahan Belanda. Selanjutnya Raja Muna Laode Rere tidak berniat lagi untuk menempati Kamali tersebut karena Kamali adalah milik Syarah Muna, meskipun Syarah Muna ketika itu menyarankan kepada Laode Rere agar Kamali yang dibangun tersebut tetap ditinggali, namun Raja Muna Laode Rere tidak bersedia.

Padahal saat itu Laode Rere tidak mempunyai rumah dan terpaksa Laode Rere membongkar Kamali yang pernah ditempati Saudara sepupunya yaitu Raja Muna Ahmad Makutubu dan memindahkan ke tanah yang dibeli dari La Kalende letaknya di depan penjara atau sekarang didepan rumah jabatan Rumah Tahanan (Rutan) Raha, yaitu di jalan Basuki Rahmat No.16.Syarah Muna mendengar bahwa Kamali Tula dibongkar dan dipindahkan kedepan Penjara, segera menemui Laode Rere dan meminta agar rumah yang sedang dibangundi depan Penjara atau sekarang di depan Rutan Raha juga dijadikan Kamali. Istana atau kamali bukan asal bangunan akan tetapi rumah raja yang dibangun atas persetujuan Syarat Muna atau dalam bahasa Muna Dofongkorae Syarah, dan jumlah Kamali yang dibangun atas persetujuan Syarah ada tiga buah yaitu di Kota Muna, di Kota Raha ada dua yaitu Kamali Panda dan Kamali Wamelai.

Rumah Raja Muna Laode Rere didepan Rutan sekarang masih berdiri, jika dilihat dari sejarahnya merupakan Kamali karena Dofongkorae Syarah Muna, namun sudah hampir roboh. Padahal panjang rumah tersebut awalnya lebih kurang seratus meter kebelakang dengan bentuk sama dengan Kamali Panda La Ende, namun Kamali ini dibongkar untuk perubahan bentuk oleh keponakannya yaitu almarhum Laode Walanda, namun tidak selesai dan sekarang tinggal sisa sebagaimana dapat dilihat persis berhadapan dengan rumah jabatan Rutan Raha.

Demikian pula Kamali Wamelai yang dibangun oleh Raja Muna Laode Rere dibongkar oleh cucunya, yaitu Laode Kaimuddin Bupati Muna saat itu dan merubah dengan mengganti gedung yang digunakan untuk pertemuan sekarang dengan tetap menggunakan nama Wamelai. Padahal Istana Raja Muna tersebut sebelum dirobohkan sekitar Tahun 1980 an pernah ditempati kantor Polres Muna dan masih terlihat bentuk bangunan dengan 99 tiang atau 99 katubo yang menggambarkan 99 sifat-sifat Allah SWT yang terdapat dalam kitab suci Al – Qur ’an.

Silsilah Dinasti Kerajaan Muna, yaitu dimulai dari Raja Muna pertama sampai Raja Muna terakhir adalah sebagai berikut: pertama La Eli atau Baidulzaman gelar Betheno Ne Tombula, memerintah Tahun 1321-1350, kedua La Aka atau Sugimpatola gelar Kagua Bangkano Fotu, memerintah Tahun 1350-1365, ketiga Sugimpatani, memerintah Tahun 1365-1415, keempat Lambona (Sugiambona) memerintah Tahun 1415-1444, kelima Sugi La Ende memerintah Tahun 1444-1479, keenam Sugimanuru memerintah Tahun 1479-1527, ketujuh Lakilapontoh memerintah Tahun 1527-1530 juga merangkap Raja Wolio ke-6/Sultan Buton I, kedelapan Raja Laposaso memerintah Tahun 1532-1555, kesembilan Rampai Somba memerintah Tahun 1555-1600, kesepuluh Titakono memerintah Tahun 1600-1625, kesebelas Laode Saaludin memerintah Tahun 1625-1626, keduabelas Laode Ngkadiri gelar Sangia Kaindea memerintah Tahun 1926-1667, ketigabelas Laode Abdurachman gelar Sangia La Tugho memerintah Tahun 1671-1716, keempatbelas Laode Husain gelar Omputo Sangia memerintah Tahun 1716-1767, kelimabelas Laode Kentu Koda gelar Omputo Kantolalo Kamukula, keenambelas Laode Umara, ketujuhbelas Laode Harisi gelar Omputo Negege, kedelapanbelas Laode Mursali gelar Sangia Gola, kesembilanbelas Laode Sumaili gelar Omputo Nesombo, keduapuluh Laode Saete memerintah tahun 1816-1830, keduapuluh satu Laode BulaEng gelar Sangia Laghada memerintah Tahun 1830-1861, keduapuluh dua Laode Ahmad Makutubu gelar Milano Tekaleleha Tula memerintah Tahun 1907-1914, keduapuluh tiga Laode Fiu M.Saiful Anami memerintah Tahun 1919-1922 dan terakhir adalah Raja Muna keduapuluh empat Laode Rere gelar Arowuna memerintah Tahun 1925-1928.

Pada Tahun 1767 sampai 1800 di Pemerintahan Kerajaan Muna terdapat pengangkatan Raja berasal dari luar Dinasti Kerajaan Muna, dan Raja Muna dimaksud dengan sebutan Raja Pengganti atau Pelaksana Tugas Raja dan di Kerajaan Muna di sebut Solewata Raja karena mereka tidak diangkat oleh Syarah Muna, akan tetapi langsung ditunjuk oleh Belanda dan bekerja sama dengan Sultan Buton, antara lain yaitu pertama Laode Tumawo, jabatan Kapitalao Lakologou di Buton, kedua Laode Ngkumabusi, putra kino Lolibu di Buton, ketiga Laode Malei, putra pejabat tinggi di Buton, keempat Laode Sa Aduddin, Kelima Waode Wakelu.

Pengangkatan Raja Muna tanpa persetujuan Syarah Muna tentu mendapat penolakan dari Rakyat Muna, namun karena intervensi dari Belanda maka Syarah Muna tidak berdaya dan karena dianggap Syarah Muna sebagai penghalang pengangkatan Raja Muna oleh Belanda, akhirnya pada Tahun 1910 Belanda membubarkan Syarah Muna. Meskipun Syarah Muna telah dibubarkan Belanda, namun secara devakto tetap berfungsi sebagai Lembaga Adat Muna dan sebagai bukti sejarah yaitu pengangkatan Laode Dika sebagai Lakina Muna oleh Pemerintahan Belanda,namun oleh Syarah Muna tetap mengangkat Laode Dika sebagai Raja Muna.

Menurut Sejarah Muna Laode Dika merupakan Raja Muna terakhir yang diangkat oleh Syarah Muna. Konsekwensi logis bila pengangkatan Raja Muna tanpa persetujuan Syarah Muna, maka segala akibat dari keputusannya tidak akan berlaku bagi masyarakat Munaatau ditolak rakyat Muna.

Berdasarkan uraian diatas, secara ketatanegaraan Kerajaan Muna adalah Kerajaan yang berdaulat artinya kekuasaan tertinggi berada ditanganPemerintahan Kerajaan Muna. Namun DR.Ir. Mujur Muif AM,MSc menulis buku dengan judul UU Martabat Tujuh, Sumber Filosofis Pancasila sebagai Landasan Sistem Demokrasi Ketuhanan Di dalam Pemerintahan Dunia, membuat Silsilah Pemerintahan Kerajaan Muna dan menempatkan Kerajaan Muna sebagai Bharata dalam Kesultanan Buton.Apa yang ditulis oleh Mujur Muif AM tidak sesuai dengan dokumen Sejarah.Suatu hipotesa yang sangat dangkal, tanpa adanya penggalian dan kajian yang mendalam tentang sejarah dan pelaku sajarah.

Sanggahan pertama : Kesultanan Buton sejak Tahun 1887 merupakan bagian atau bharatanya Belanda atau jajahan Pemerintah Belanda (baca dokumen Sejarah Kebudayaan Sultra di Arsip Nasional).Sedangkan Kerajaan Muna adalah kerajaan yang berdaulat sampai Raja yang ke duapuluh empat yaitu Raja La Ode Rere yang bergelar Arowuna yang berkuasa tahun 1925-1928. Raja Laode Rereadalah merupakan dinasti terakhir dari Raja Muna dan Laode Rere adalah Raja Muna yang tidak tunduk kepada Pemerintahan Belanda.

Kedua, J.Couvreur sendiri seorang kebangsaan Belanda yang pernah menjadi Controlir Onderafdeling Muna atau setingkat Bupati pada Pemerintahan Kolonial Belanda pada Tahun 1933 sampai 1935, menulis Buku tentang Sejarah Kebudayaan Munamengatakan, bahwa tidak ada bukti Sejarah kerajaan Muna adalah bagian dari Kesultanan Buton atau Bharatanya Buton.

Ketiga, jika alasannya karena ada orang Buton menjadi Raja di Muna, juga kurang berdasar. Karena Sultan Buton pertama Lakilaponto merangkap Raja Muna VII adalah anak dari Raja Muna VI Sugimanuru, selanjutnya Latumparasi Sultan Buton II juga orang Muna adalah anak dari Lakilaponto dan La Sangaji Sultan Buton III juga orang Muna adalah anak dari Lakilaponto, namun Orang Muna tidak pernah mengatakan bahwa Kesultanan Buton adalah Bharatanya Kerajaan Muna hanya karena alasan penempatan pimpinan pemerintahan yang berasal dari keturunan Kerajaan Muna.

Keempat,Raja Muna Laode Rere pernah bertengkar dengan Sultan Buton Laode Hamidi masalah batas, yaitu di Kusambi Ramba dekat Waniba Lakepera perbatasan Muna dan Buton. Sultan Buton saat itu melontarkan kata-kata memojokan Raja Muna dengan ucapan Muna bharataku. Raja Muna tersinggung dengan ucapan Sultan, sehingga saling menyerang dengan kata-kata dan akhirnya sebelum berpisah mereka bersumpah tentang kebenaran mereka masing-masing. Beberapa tahun kemudian Laode Hamidiwafat karena sakit. Raja Muna berpesan kepada Laode Hadi anak Sultan, bahwa orang Buton dan Muna jangan bermusuhan mengikuti kami orang tua. Dan alhamdullillah antara Laode Badia anak Raja dan Laode Hadi anak Sultan sangat bersahabat dan tidak melihat ada perbedaan antara kerajaan Muna dan Kesultanan Buton sebagaimana ditulis Mujur Muif AM.

Demikian fakta sejarah yang didapat dari dari nara sumber yang faliditasnya tidak diragukan. Semoga menjadi tonggak sejarah penerus suku Muna dan Buton yang memang bersumber dari keturunan yang sama yaitu berasal dari Raja-Raja Muna dan Raja-Raja Buton yang berkuasa di kawasan Kerajaan Muna dan Buton, kemudian dengan datangnya Islam membentuk Kesultanan Buton. Akibat dari penjajahan kolonial Belanda di kawasan ini dengan politik Belanda yang sangat terkenal yaitu devide et empera maka sengaja dibuat perpecahan,perdebatan bahkan pertengkaran antara Muna dan Buton, oleh karena itu kita sebagai penerus, jangan ikuti politik devide et empera dengan membengkokkan sejarah. Marilah kita terima sejarah yang sudah terjadi dan menjadi pelaku sejarah untuk masa datang.

69 tanggapan untuk “SEBAGIAN DARI SEJARAH MUNA

  1. terlalu picik anda memandang sejarah:
    anda mengutip:
    Kesultanan Buton sejak Tahun 1887 merupakan bagian atau bharatanya Belanda atau jajahan Pemerintah Belanda (baca dokumen Sejarah Kebudayaan Sultra di Arsip Nasional).

    komentar:

    Sejarah Nasiional Indonesia adalah sejarah “picik”, yang hanya melihat nilai kepahlawanan dari sisi heroisme perlawanan fisik.
    Padahal siapapun tahu, bahwa perlawanan bukan hanya pada sisi fisik. Pahlawan yang melawan adalah gabungan dari simphoni indah perlawanan fisik, diplomasi, psy-war, intelijen dll.
    Dan, dalam sejarah panjang Buton, simphoni indah itu terekam indah. Mirip sebuah partitur musik, sejarah Buton adalah jalinan nada indah perlawanan fisik, perlawanan diplomatis dan perlawanan psikologis (psy-war). Sejarah Buton adalah sejarah yang membuktikan bahwa daerah ini telah lama menerapkan prinsip perang modern.
    Bahwa untuk memenangkan peperangan tidaklah hanya diukur dari kekuatan bersenjata. Prinsip inilah yang membuat Buton bisa bertahan dari berbagai gempuran kekuatan super-power ketika itu…

    Apakah Buton merupakan bagian dr belanda hanya krn pernah bekerja-sama dengan Belanda??

    komentar:
    Iya, jika dilihat dari kacamata “sejarah picik” Indonesia. Pertanyaannya, pada situasi dan kondisi saat itu, apa ruginya bekerja-sama dengan Belanda? Dan, bekerja sama dalam hal apa dulu? Apatah lagi, Buton “tidak selamanya” menempuh kebijakan kerja sama.

    justru juga Buton sering kali memberi tekanan fifik terhadap belanda, melawan dominasi. Ini masalah bagaimana memenangkan peperangan, bukan memenangkan pertempuran.
    Sepanjang sejarah panjang negeri Buton, semua pemimpinnya mengambil kebijakan yang sangat tepat pada zamannya. Tidak terkecuali. Semua Raja maupun Sultan Buton, menempuh garis kebijakan yang sangat pas pada zamannya.

    Suka

  2. Prof. Susanto Zuzahdi, (sejarawan UI) pernah berkata:
    Seandainya mau membandingkan dengan Gowa-Tallo, Buton jauh lebih lama berdaulat.

    cam kan !!!

    Suka

  3. Pa Ode yg terhormat, mungkin anda perlu membca surat2 Sultan Buton yang ada di blog ini. semoga saja surt2 sutan buton terebut bisa memberikan pencerahan bagi kita semua, anda khususnya.

    Suka

    1. justru itulah kelemahan anda memahami sejarah secara picik..kalau sperti itu..
      saya mau bertanya kepada anda..
      apakah anda berani mengatakan bahwa kerajaan bone adalah antek belanda (sebagaimana sejarah nasional),,hanya karena aru palaka pernah bersekutu dgn belanda menghancurkan makassar???
      padahal, aru palaka pada waktu itu bersekutu dengan belanda karena merasa terancam oleh makassar (sebagaiman juga buton pada waktu itu)..sehingga aru palaka merasa perlu bekerjasama dengan belanda.

      dan ingat juga belum ada yang namanya NKRI, semua kerajaan\kesultanan punya kedaulatan sendiri, berhak bekerjasama dengan pihak manapun pada waktu itu.

      sebuah kerajaan/kesultanan tatkala melakukan kerjasama adalah demi kepentingan/keselamatan negerinya..inilah sering yg disebut intrik politik dibalik kerjasama itu. paham!!! silahkan baca baik-baik kembali koment saya yg dibawah.

      pertanyaan saya (berulang) kepada anda adalah

      apakah anda berani mengatakan bahwa kerajaan bone adalah antek belanda\pengkhianat (sebagaimana sejarah nasional mengatakan),,hanya karena aru palaka pernah bersekutu dgn belanda menghancurkan makassar???

      silahkan jawab kawan : )

      Suka

  4. Pa Ode Yg Smart, beda konteksnya antara Bone dengan makkasr dan Muna dengan Buton, Bone kala itu berskutu dengan belanda untuk mepertahankan diri dari infasi Gowa ( Makassar) jd Aru Palaka bahkan dapat dikatakan sebagai pahlawan bagi masyarakat Bone. Sedangkan Buton terhadap Muna lain, Buton bersekutu dgn Belanda untuk menginfasi Muna dan kerajaan-kerajaan lain dengan klaim sepihak bahwa muna an krajaan-kerajaan tetangga tersebut menjadi bharatanya Buton. Hal itu terjadi ketika pendeklarasian martabat tujuh oleh Sapati La singga. Sultan Buton Kala itu adalah Dayanu Iksanuddin.. Oleh masyarakat Muna hal itu sebagai penghianatan konvnsi kapeo-peo yang dibuat pada awal kesultanan buton, dengan sultannya La Kilaponto/Murhum/Qaimuddin Khalifatul Khamis. Jadi Bagi Kerajaan Wuna, buton adalah Antek Belanda dan pro kolonialis. Olehnya itu pasca klaim sepihak itu sampai terbentuknya NKRI hubungan Buton dengan Muna menjadi tidak harmonis.karen muna tidak prnah mengakui klaim tersebut. Tidak kurang dari lima kali terjadi perang bersenjata antara Muna dengan Buton dan itu terungkap dalam surat2 Sultan Buton seperti yang saya poting di blog ini. Akibat ketegangan antara Muna dan Buton tersebut ada beberapa raja Muna yang diasingkan oleh belanda ke pulau sumatra, jawa, ende dan Banda. terakhir yang enjadi korban adalah Raja Muna La Ode Dika di lengserkan oleh kolonial belanda karena tidak mengakui Muna sebagai bharata dari Buton. Untuk lebih jelsnya silakan baca blog ini di jendel buku.

    Suka

    1. anda gimana sih !!!
      konteksnya sama lah, sama-sama bekerjasama dengan belanda.

      bone bekerjasama dgn belanda menghancurkan makassar demi untuk mempertahankan diri dr infasi makassar..

      begitupun buton bekerjasama dgn belanda demi mempertahan diri dr infasi makssar (pada kesepakatan kerjasama yag lain),
      termasuk kerjasama bahwa belanda mengakui buton atas muna, itu juga demi mempertahankan diri dr ancaman pihak luar (makassar dan ternate pada waktu ).

      terkait klaim anda yg mengatakan :…..”Buton bersekutu dgn Belanda untuk menginfasi Muna dan kerajaan-kerajaan lain dengan klaim sepihak bahwa muna dan krajaan-kerajaan tetangga tersebut menjadi bharatanya Buton. ketika pendeklarasian martabat tujuh oleh Sapati La singga. Sultan Buton Kala itu adalah Dayanu Iksanuddin.. Oleh masyarakat Muna hal itu sebagai penghianatan konvnsi kapeo-peo yang dibuat pada awal kesultanan buton, dengan sultannya La Kilaponto/Murhum/Qaimuddin Khalifatul Khamis…”

      itu hanya bualan?kebohongsn anda saja (demi mepertahan egoism),,,coba anda tanya..para sejarawan/budayawan kulisusu, sejarawan keledupa, sejarwan tiworo sejarawan moronene..apakah buton dulu dalam kekuasaan terhadap mereka hanyalah klaim saja?

      nyatanya tidak…!! di morornene misalnya nama kabaena tetap dipake menjadi nama di pulau orang moronene setempat sebagai bukti bahwa disana buton pernah berkuasa dengan mengirimkan perangkatnya yaitu LAKINA KOBAENA, di kaledupa pun begitu ada namnya BHARATA KALEDUPA, begitupun KULISUSU.

      yg benar adalah kulisusu dibohongi oleh muna…ketika diajak masuk kab. muna kala itu..alih-alih disejahterkan justru mereka susahnya bukan maen semasa bergabung dengan muna…mereka merasa tertolong, ketika pada waktu dijabat oleh Maola Daod (Bupati Muna orang Kaledupa-Buton), dengan membuka kasese jalan EREKE – BAUBAU yang tak pernah dilakukan oleh Bupati Muna orang Muna sendiri.
      itulah mengapa mereka justru bangga ketika memekarkan diri dengan nama BUTON UTARA bukan muna timur.

      terkait La Ode Dika dan raja-raja muna yg lain, nanti kita lanjutkan.

      Suka

  5. Pa Ode, anda ternyata hanya ngomong, tapi tidak paham dengan sejarah muna dan buton. . And perlu ketahui, sebelum La Kilaponto Putera Raja Muna Sugi Manuru, yang kemudian menjadi Raja Muna menggantikan ayahandanya,membentuk sebuah kesultanan yang bernama Butuuni Darusalam, kerajaan Buton itu tidak ada. yang ada waktu itu adalah kerajaan melai. Kerajaan melai hapir runtuh akibat gangguan bajak laut yang bernm Labolontio yang bersal dari tobelo. Untung La Kilaponto datang membantu sehingga kerajaan melai terselamatkan. Kala itu Raja melaibernama La MulaE. Karena jasanya menumpas Labolontio, sepeninggal La MulaE, La Klaponto di angkat menjadi Raja Kelaraajaan melai. padahal kala itu La Kilaponto sudah menjadi Raja Muna.

    Setelah tiga tahun menjadi Raja Meli, datanglah utusan kesultanan johor yang bernm syeh bdul wahid menghadp La Kilaponto. Kedatangan utusan sutan johor tesebut menyusul jtihnya malaka ke tangan portugis pada tahun 1511, sehingga kesultann johor sebagi daulat keultann Rum di Turki perlu mencri daearh baru di timur juh untuk mengembngkan agama islam dn yang dipilih adalah derah kekusaan La Kilaponto.

    Keatangan syeh abul whid tersebut kemudian menyampaikan pean dari sulta johor agar La Kilaponto menirikan kesultanan dengan sistem persemakmuran, yaitu menggabungkan beberpa kerjaan tetangga dalam sebuah persemakmuran. Dari saran tersebut La Kilaponto kemudian mengumpulkan raja-raja di kerjaan tetangga, seperti kaleupa. tiwiro dan kulisusu untuk melakukan konfrensi di sebuah daerah di muna yang bernam Kapeo-peo. Konferensi tersebut melhirkn ebuh sebuh konvei yng diberi namkan aka Kapeo-peo.( konvensi Kapo-peo )

    Inti dari konvensi kpeo-peo tersebut adalah kerajaan-kerjaan pesert konfrnsi berepakat mnggabungkan diri dengan sistm persemakmuran dngan ketua peremkmran adalah Kesultanan Butuuni darusalam yang dibentuk saat itu juga. Untuk pertama kalinya La Kilaponto ditetapkan sebagai Sultan I dengn gelar Qaimuddin Khlifatul khamis. Slnjutnya pemimpin tertinggi ditetapkn dengan dua prinsip yakni :

    Soi Laompo ( rajukan sero ), maksudnya semua kerajaan yang menggabungkan diri dlam persemakmuran memiiliki kesetaraan status sosial dan politik baik rajanya maupun warganya, bagai rajukan sero. Prinsi ini berlndaskan pada falsafah
    – Poahda adhati ( Sling memhami jati diri )
    – Poangka-angka tao ( salig loyal satu sama lain )
    – Pomo moologho ( Saling mengasihi )
    – Popia pira (( saling memelihara )

    Toru Mbalili ( Mahkota bergilir ) Maksudnya kesultanan yang dibentuk bukan monarkhi absolut, etapi monarkhi konstitusional. Pencalonan Sultan sebagai pemimpin tertinggi persemakmuran dilakukan secara bergiir aoleh anggota persemakmuran dengan memperhatikan tiga kriteria utama yaitu :
    – Kumbewha ( kewibawaan )\
    – Tana Elandu ( Teladan Utama )
    – Tapi tapi ( senioritas , baik kecerdasan maupun usia )

    Konvensi inilah berjalan efektif selama masa kepemimpinan tiga Sultan yakni Sultan Murhum, Sangia I Rape dan Sangia I Boleka . Pada masa kesultanan Buton Ke 4 Dayanu ikhsanuddin, kenvensi tersebut terjadi penghiaanatan terhadap isi konvensi oleh Kesultanan Buton. Peristiwa itu adalah saat penyusunan konstitusi Kesultanan yang dikenal dengan martabat tujuh. Dalam martabat tujuh tersebut, prinsip torumbalili dibelokan menjadi Kamboru-mboru talupalena ( Tiga figure absolute ) yang terdiri dari figure laelangi sebagai pemegang dinasti Kumbewaha, La Bula ( sapati saat itu ) sebagai pemegang dinasti Absolud Tanailandu, dan La Singga ( Kenepulu ) sebagai pemegang absolud dinaasti Tapi-tapi.

    Penghianatan terhdap konvensi kapeo-peo trsebut tidak leps dari intervensi hindia belnda dengn tujuan memecah belah kerajaan-krajaan yang yg menggabungkan diri dalam persemakmurn tersebut. tujuannya yaitu ingin menanamkan pengaruhnya di kerajaan tersebut.

    Setelah penghianatan itu kerajaan – kerajaan yang menggabungkan diri dalam persemkmuran kemudian melakukan perlawanan. Bukti perlaanan itu ilakan baca kembali surat-surat sultan BButon di blog ini. akibat perang trsebut hindia belnda mendpat keuntungan bsar karena persenjataannya laku di beli oleh kesultanan Buuuni yang kemudian orang belanda menyebutnya Buton untuk melawan kerajaan -kerajaan yng melakukan perlawanan aa penghianatan konvensi kapeo-peo. Diantara-kerajaan -kerajaan yang paling lama melakukan perlawanan adlah kerjaan wuna. Bahkan smpai indonesi merdeka pun perlawanan itu belum berakhir..

    Jadi jawaban ana itu sebenarnya yang dibilang bualan karena tidak memiliki landasan sejrah yang kuat.

    Suka

    1. saya pikir jawaban anda berikutnya, bisa mementahkan komentar saya sebelumnya,,ternyata hanya sebgitunya aja..gak ada yang baru..gak yg menarik dan gak ada yg benar,,itu hanya (sekali lagi) bualan anda saja untuk menutupi kerajaan muna yang tak memiliki bukti peradaban sejarah.

      bantahan komentar/kebohongan anda:

      @Kerajaan Buton lebih dulu ada dari muna.

      bukti ini terdapat dalam kitab negarakertagama butun/buton telah lama ada sejak kekuasaan majapahit.
      dalam hitungan tahun pun sangat berbeda jauh Buton berdiri tahun 1332 sedangkan muna berdiri tahun 1417.

      dari sini saja bisa dilihat..bahwa nama buton sudah dikenal sejak berdirinya bukan dengan nama kerajaan melai sebagaimana kebohongan anda itu..

      sebelum adanya raja pertama, kerajaan buton merupakan gabungan dari kerjaan lokal yaitu Tobe-tobe, Kamaru, Wabula, Todanga dan Batauga

      @LA Kilaponto keturunan langsung Raja Buton III

      Tradisi Buton baik tulisan maupun lisan menuturkan bahwa Murhum yang semasa kecil bernama Lakilaponto lahir di istanah Raja Wuna diperkirakan pada awal abad ke XVI memiliki darah kebangsawanan Melayu, Jawa, Buton,Konawe, Luwu dan Wuna.

      Sibatara ( Sri Batara) yang pernah menjadi duta keliling Kerajaan Majapahit untuk wilayah Timur Nusantara pada Medio abad ke XIV,melakukan perkawinan di Kerajaan Luwu ( Sulawesi selatan ) dengan Waboteo (Wetendiabe) dan melahirkan dua orang putra yaitu Laeli alias Sugipatani yang kelak menjadi raja Wuna I dan Latiworo kelak menjadi Raja Tiworo I. Sugipatani menurunkan Sugilaende (Sugimpeori) Raja Wuna ke II kemudian berputra bernama Sugimanuru Raja Wuna ke III dan kawin dengan Watuwapala anak dari Kiy Jula (putra Bataraguru Raja Buton ke III). melahirkan 3 orang putra yaitu :
      1. Lakilaponto yang kemudian menjadi Raja Buton VI dan Sultan I
      2. Laposusu
      3. Wapogo

      jadi, adanya tulisan sejarah konvensi kapeo-kapeo..merupakan karangan orang muna yg tak memliki paradaban sejarah.

      jadi jelaslah, terbukti muna bagian dari bharatanya buton ditandai dengan putri sugimanuri raja muna menikah dengan putra laki-laki Raja Buton III

      Suka

      1. Pa Ode apa yag anda tulis diatas smakin memperjels kebohogan sejarah yg ditulis selama ini
        1; Buton itu hayalah penyebuttan dari belanda yang berasal dari kata butuuni darusalam. La Mulae, itu bukan raja butuuni darusalam tetapi raja Melai dan kerajaannya sangat kecil hanya disekitar loji sampai kali ambon sekarang ( buki kuat dari argumen saya ini adalah masyarakat yang menggukan bhasa wolio hanyal masyarakat yang bermukim diwilayah tersebut dtmbah dengan kelurahan wajo.

        Kalau kerajaan Buton ada, pasti ada bahasa buton atau suku buton .Faktanya kan tidk ada bahasa buton atau suku buton. Bagaiman sebua bangsa dapat terbentuk tanpa didukung dua hal tersebut? Baca teori pembetukan negara pada artikel ditas. Untuk membuktikan itu cari juga dalam kosa kata bahasa wolio, bahasa cia-cia dan bahasa wuna, apakah ada kata buton tersebut dan apa maknannya?

        2. Kerajaan -kerajaan yang anda sebut diatas itu adalah kerajaan-kerajaan tersendiri denga kedaulatanya sendiri-sendir, itu terbukti dimana Raja Batauga ikut dalam sayembara yang dibuat oleh La Mulae untuk menumpas La Bolontio. Bukti lainnya bahasa yang mereka gunakan bukan bahasa wolio tetapi Bahasa/wamba Wuna ( Pengguna Bahasa wolio di daratan pulau buton hanya di satu kecamatan yaitu kecamatan wolio- bandingkan dengan pengguna bahasa wuna yang digunkan hampi 80% masyarkat di daratan Buton 100% kadatua, siompu talaga dan pulau muna) . Kerjaan -kerajaan tersebut

        menggabungkan diri dalam suatu peremakmuran Butuuni Darusalam setelah diajak oleh La Kilaponto. Mereka dapat dipersatukan selain ada kesamaan bahasa, adat istiadat juga ada kepentingan tang sama. Baca teori terbenuknya negara seperti tertulis dalam artikel diatas.

        3. Kalau bicara benteng, benteng kota wuna memiliki luas berkali-kali lipat bila dibandig
        dengn benteng wolio (8073 meter-st ini sedng dipugar ). Benteng tersebut terletak di kota wuna lama. Benteng tersebut pembangunannya dirintis oleh La Kaponto kemudian dilaanjukn oleh adiknya La Posasu Raja Wuna ke VIII

        4. Masyarakat wuna juga mengenal mata uang sendiri yaitu ‘bidha’

        5 Suk bangsa wuna mengenal peradban sejak 25.000 tahun yag lalu. hal itu dibuktikan dengan lukisan yang ada di gua liagobori.

        6. Penghuni pertama Pulau Buton adalah suku bangsa Wuna dan cia-cia, jadi bukan wolio. Hal itu dibuktikan dengn dimna daerah pendaratan pertama armad mia patamiana yang dipercaya sebagai kelompok masyarakat yang pertama membangun peradaban di pulau buton masyarakatnya menggunakan bahasa wuna, bukan bahasa wolio. Daerah2 tersebut adalah kamaru, Batauga, topa, dan todanga. silakan cekkebenarannya.

        7. Kalau bahasa wolio adalah bahasa utama kerajaan buton eperti yang anda maksud, mengapa pengguna bahasa wolio hanya berada dalam benteng, seangkan iluar benteng masyarakatnya menggunakan bahasa/wamba wuna? padahal keua komunitas itu hanya dibatasi degan dindng benteng. – Bandingkan dengan bahasa inggris yag merupakan bahasa utama negara persemakmuran britania raya.Kalau memkai teori itu jangan-jangan bahasa utama kesultann butuuni darusalam adlah bahasa wuna.?

        Dari fakta2 ini dan dokumen yang berupa suart-surat sultan buton tersebt sebenarnya org dapat menlai siapa sebenarnya yang bohong.

        Kalau artikel2 yang anda posting diatas memang benar. karena obyek pnelitian mereka hanya dipusatkan di ex kesultanan. Coba kalau obyek penelitiannya diperluas sampai di ex kerajaan Wuna, pasti kesimpulannya akan lain.

        Satu yag saya sarankan pada anda, baca baik-baik postingan anda kemudian lakukan analisis ada tidak yang kontradiksi dari apa yag anda posting itu?????? tapi untuk menjaawab itu harus kita berani jujur dengan iri kita seniri.

        Suka

        1. Pa Ode ini kutipan anda @LA Kilaponto keturunan langsung Raja Buton III
          1. Tradisi Buton baik tulisan maupun lisan menuturkan bahwa Murhum yang semasa kecil bernama Lakilaponto lahir di istanah Raja Wuna diperkirakan pada awal abad ke XVI memiliki darah kebangsawanan Melayu, Jawa, Buton,Konawe, Luwu dan Wuna.
          Penjelasannya : Kutipan diatas adalah BUKTI KETIDAK JUJURAN penuulis sejarah tersebut dan anda sendiri. Kalau jujur harusnya berbunyi seperti ini “ La Kilaponto adalah putera raja wuna Ke VI sugi Manuru. Dia memiliki darah kebangsawanan Melayu, Jawa (?) Buton dari kakeknya Kiay Jula, Konawe dari neneknya Watubapala, Luwu dari kakeknya sugi Patani
          Tapi karena anda tidak jujur akhirny dikaburkan jati diri ny seperti tulisan anda diatas, sehingga seolah-olah La Kilaponto itu hanyalah sedikit mrmiliki dara kebangsawanan Wuna. Padahal dia adalah Putera Raja Wuna Sugi Manuru. Itu yang disebut keturunn langsung, bukan hanya mengalir sedikit dari kakeknya.
          2. “ Sibatara ( Sri Batara) yang pernah menjadi duta keliling Kerajaan Majapahit untuk wilayah Timur Nusantara pada Medio abad ke XIV,melakukan perkawinan di Kerajaan Luwu ( Sulawesi selatan ) dengan Waboteo (Wetendiabe) dan melahirkan dua orang putra yaitu Laeli alias Sugipatani yang kelak menjadi raja Wuna I dan Latiworo kelak menjadi Raja Tiworo I. Sugipatani menurunkan Sugilaende (Sugimpeori) Raja Wuna ke II kemudian berputra bernama Sugimanuru Raja Wuna ke III dan kawin dengan Watuwapala anak dari Kiy Jula (putra Bataraguru Raja Buton ke III). melahirkan 3 orang putra yaitu :
          1. Lakilaponto yang kemudian menjadi Raja Buton VI dan Sultan I
          2. Laposusu
          3. Wapogo
          Penjelasanya :
          Silsilah Yang Anda Buat Ini Sekalai Lagi menjadi “BUKTI KETIDAK JUJURAN” (kalau tidk mau dikatakan sebagai kebohongan besar) anda dan penulisnya. Sumber referensinya tidak jelas. Coba Baca silsilah di artikel diatas dan baca pula buku anhar gonggong “ I Lagaligo suatu penelusuran karya sastra” Baca juga buku j Couvreur. Untuk anda ketahui penulis artikel diatas adalah keturunan langsung ( Anak ) Raja wuna La Ode Rere ( Aro Wuna ). Dia bukan hanya sekedar cicit kemudian mengaku-ngaku sebgai keturunana langsung.
          Silsilah seperti yang anda gmbarkan diatas hanya beredar dikalangan sejarawan buton. Masyarakat wuna punya vesi yang lain yang tentu saja didukung dengan refernsi yg memiliki tingkat kefalidan dan akurasinya tinggi dan dapat dipertanggugjaaban. Bukan dibuat atas dasar KETIDAK JUJURAN seperti yag anda lakukan

          Bicara peradaban, yang membangun peradaban di pulau buton itu sebenarnya orang Wuna. Buktinya 80% penghuni pulau buton menggunakan wamba/bahasa wuna. Tempat pendaratan pertama mia pata miana ( Kamaru, todangan, batauga dan topa) masyarakatnya menggunakan wamba/ bahasa wuna namun dengan dialek yag berbeda dengan wamba/bahasa wuna yang digunakan oleh masyarakat wuna di pulau wuna. Ini artinya bahwa sebelum mia pata miana datang masyarakat wuna telah membangun peradaban di pulau buton. Setelah terjadi proses asimilasi dengan kelompok mia pata miana (yang jumlahnya tentu lebih kecil iu terbukti dengan tetap bertahannya bahasa wuna) maka terjdilah perubahan dialek.
          3. “tulisan sejarah konvensi kapeo-kapeo..merupakan karangan orang muna yg tak memliki paradaban sejarah.
          Penjelasannya : Ini benar-benar menunjukan KETIDAK JUJURAN ANDA, kemudian menuduh orang lain membual, padahal surat-surat sultan buton mahiyuddin jelas mengkonfirmsi itu degan terjadinya perang antara kulisusu dan buton, muna dan buton, kaledupa dan buton. Perang itu dipicu oleh sikap tidak terima kerajan-kerjaan tersebut terahadap status bharata. Simak baik-baik dan analisa surat-surat mahiyudin tersebut.
          Mengenai aka kapeo-peo ( Konvensi kapeo-peo ) dapat dikonfirmasi dengan bebeapa tulisan sejarah yag mengakui pada saat menjadi sultan, murhum juga memimpin/ menggabungkan beberapa kerajaan lainnya yaitu : Wuna, Wolio ( bebrapa sejarawan menuis Buton),kaledupa, Kabaena dan Konawe. Ada juga yag menulis kulisusu, namun sangat sedikit. Penggabungan kerjaan-kerajaan tersebutlah yang tertuang dalam aka kapeo- peo. Mengapa hal ini tidak pernah diungkap oleh sejarahwan Buton? Itu karena KETIDAK JUJURAN UNTUK MENGAKUI bahwa revisi aka kapeo-peo adlah suatu pnghianatan besar yang dilakukan oleh raja Dayanu ikhsanuddin dan sapati la singga serta kenepulu La Bula.
          Kalau anda masih tidak mau jujur dn tetap mengatakan ini bualan beaarrti anda kongkonfirmasi bahwa sutan buton mahiyuddin sedang membual pada belanda ketika menulis surat-surat tersebut.
          4. jadi jelaslah, terbukti muna bagian dari bharatanya buton ditandai dengan putri sugimanuri raja muna menikah dengan putra laki-laki Raja Buton III”

          Kesimpulan Saya Dari Tulisan Anda Ini , ANDA ADALAH PEMBOHONG besar, yang kemudian menuduh orang lain bohong. Pernyatan anda itu kontradiksi denga pernyataan anda sendiri pada poin dua. Intinya sekali berbohong maka berikutnya akan muncul kebohongan lainya. Tapi makn and berbohong semakin terbuka kebenaran dri keohongan anda itu.

          Suka

        2. hehe..jangan panik..yang smart dong !!!!

          ini jawaban bantahan saya, atas bualanmu !!

          1. anda mengatakan:
          Buton itu hayalah penyebuttan dari belanda yang berasal dari kata butuuni darusalam,
          Kalau kerajaan Buton ada, pasti ada bahasa buton atau suku buton .Faktanya kan tidk ada bahasa buton atau suku buton. Bagaiman sebua bangsa dapat terbentuk tanpa didukung dua hal tersebut? Baca teori pembetukan negara pada artikel ditas. Untuk membuktikan itu cari juga dalam kosa kata bahasa wolio, bahasa cia-cia dan bahasa wuna, apakah ada kata buton tersebut dan apa maknannya?
          koment:
          kata atau nama buton, sudah ada sejak zaman majapahit, jauh sebelum ada muna aplgi belanda di nusantara..dalam sejarah nasional dalam kitab negara kertagama jelas disebutkan…dengan nama butuni digambarkan butuni adalah sebuah sebuah negeri/kerajaan..

          Sebagai sebuah negeri, keberadaan Buton tercatat dalam Negara Kertagama karya Mpu Prapanca pada tahun 1365 M. Dalam naskah kuno itu, negeri Buton disebut dengan nama Butuni. Digambarkan, Butuni merupakan sebuah desa tempat tinggal para resi yag dilengkapi taman, lingga dan saluran air. Rajanya bergelar Yang Mulia Mahaguru.
          Bahasa Resmi pengantarnya adalah bahasa Wolio, bahasa Melayu, bahasa Arab dan bahasa local setempat.

          dalam teori terbentuknya Negara, ada beberapa syarat bila suatu wilayah bisa dikatakan sebuah Negara/kerajaan.
          1. Adanya Kepala Negara dan aparutrnya
          2. Rakyat dan wilayahnya
          3.. Sistim Aturan/hokum sendiri
          4. adanya bahasa pengantarnya

          Nah, soal penyebutan suku atau bangsa atau bahasa, itu bukanlah factor utama terbentuknya suatu Negara/kerajaan.
          Contohnya, Indonesia, kalau kita jujur kembali kebelakang.
          Nama Bangsa Indonesia tak pernah dikenal dengan nama suku bangsa. Begitupun Bahasa Indonesia tak pernah dikenal. Yang dikenal oleh nusantara sejak dulu adalah
          suku Aceh, Jawa, Sunda, Riau, Minang bahasanya adalah melayu. Setelah terbentuknya Negara Indonesia, mulailah bahasa melayu di adopsi tuk digunakan komunikasi sesame suku yang berbeda. Disamping bahasa daerah sebagai bahasa pengantar lainnya.
          Begitupun juga BUTON yg merupakan Negara Kesultana Demokrasi. Sebagimana Indonesia. Memeliki karakter yang sama, yaitu kemajemukan sukunya, adat kebiasaan dan bahasanya.
          Bahasa Wolio sebagai salah satu bahasa resmi Kesultana Buton digunakan rancangan Undang-Undang, Ajaran Agama, dan bahasa resmi pengantar bangsawan lingkungan keraton Kesultanan.

          Bahasa Melayu, digunakan dalam Surat menyurat ke Luar Negeri
          Bahasa Lokal, Bahasa yg digunakan Komunikasi antara sesame rakyat

          2. anda mengatakan :
          La Mulae, itu bukan raja butuuni darusalam tetapi raja Melai dan kerajaannya sangat kecil hanya disekitar loji sampai kali ambon sekarang ( buki kuat dari argumen saya ini adalah masyarakat yang menggukan bhasa wolio hanyal masyarakat yang bermukim diwilayah tersebut dtmbah dengan kelurahan wajo.

          koment:
          dalam sumber tulisan dan lisan orang buton, sama sekali tak dikenal ada namanya kerajaan melai disekitaran loji, sama sekali tdk ada, (ini hanyalahlah bualanmu, sbgaimana kebiasaan org muna yg suka membual)..
          yang ada adalah kerajaan buton yang merupakan gabungan kerajaan2 lokal, sperti yg saya sdh sebutkan. Dengan raja pertamanya adalah wakaka

          terkait masalah bahasa penutur masyarakatnya, lalu anda terus menyimpulkan dgn srampangan (sebuah kesimpulan dangkal).
          Klo seprti ini, bgmana dgn Negara majapahit pada waktu itu yg menguasai nusantara..bukankah bhs jawa hanya digunakan di pulau jawa saja.. lantas menyimpulkan bhw majapahit hanya berkuasa atas jawa saja. (ko pikir)

          bhs wolio cukup luas penyeberannya di jazirah buton, merupakan bahasa resmi dilingkungan bangsawan serta lingkungan tetua-tetua adat di kadie-kadie (wilayah kerajaan), dipasar wajo, banabungi, kabungka, sampolawa, batauga, mawasangka, sangia wambulu (tolandona) kulisusu, kabaena, wanci, kaleedupa dan lain2 serta di baubau sendiri…bahkan sebgain besar kepala-kepala adat di daerah2 tersebut sangat fasih berbhasa wolio..,,(lebih hebat dr majapahit yg orang melayu snediri gak tahu bhs jawa)

          ini membukitkan bahwa bhasa wolio merupakan bahasa resmi dalam negeri Negara Buton waktu itu, disamping bahasa daerah localdan bahasa melayu sebagai bahasa resmi pengantar sperti kulisusu (moronene), pancana (gulamas) moronene (bombana), kaumbeda (wakatobi) cia-cia ( kab. Buton) dan serta bahasa pengantar utama resmi lainnya yaitu bhs melayu dan arab.

          3. Anda mengatakan:
          Kerajaan -kerajaan yang anda sebut diatas itu adalah kerajaan-kerajaan tersendiri denga kedaulatanya sendiri-sendir, itu terbukti dimana Raja Batauga ikut dalam sayembara yang dibuat oleh La Mulae untuk menumpas La Bolontio. Bukti lainnya bahasa yang mereka gunakan bukan bahasa wolio tetapi Bahasa/wamba Wuna ( Pengguna Bahasa wolio di daratan pulau buton hanya di satu kecamatan yaitu kecamatan wolio- bandingkan dengan pengguna bahasa wuna yang digunkan hampi 80% masyarkat di daratan Buton 100% kadatua, siompu talaga dan pulau muna) . Kerjaan -kerajaan tersebut
          menggabungkan diri dalam suatu peremakmuran Butuuni Darusalam setelah diajak oleh La Kilaponto. Mereka dapat dipersatukan selain ada kesamaan bahasa, adat istiadat juga ada kepentingan tang sama. Baca teori terbenuknya negara seperti tertulis dalam artikel diatas

          koment:
          memang orang muna suka membual dan mengkhayal.

          fakta berkata,
          kerajaan tersebut adalah bagian kerajaan buton setelah digabungkan..dengan raja pertamanya adalah wakaka. Silahkan cek sendiri sumber-sumber sejarah atau tanya tetua adat/sejarawan batauga sendiri (jgn asal ngomong bual)
          jadi, jangan krn mereka pernah sayembara atau berbahasa hamper sama sperti anda..lalu menyimpulkan mereka berdaulat sendiri.

          orang-orang batauga, pasar wajo, sampolawa, mawasangka, kobaena, kaledupa, kulisusu, siompu dll bahkan orang muna sendiri.. ketika mereka ditanya sama org luar..anda orang/dr mana?
          spontan mereka menjawab dr BUTON bukan muna bro. Mengapa?
          krn mereka tahu mereka berada dalam naungan BUTON yg sangat majemuk, toleransi, bersatu demi kejayaan BUTON.
          So, tdk benar teori yang anda katakan> Mereka dapat dipersatukan selain ada kesamaan bahasa, adat istiadat juga ada kepentingan tang sama. Baca teori terbenuknya negara seperti tertulis dalam artikel diatas.<

          sayang..teori terkadang tak selalu benar dengan kenyataan/fakta.
          Fakta berkata, Indonesia yg berbeda-beda macam suku, bahasa, adat, mampu disatukan dalam satu Negara.
          begitu juga Buton pada masa lalu dengan negara kesultanannya mampu mempersatukan berbagai macam etnis di jazirah kepulauan SULTRA dengan Sultan I Murhum turunan langsung Raja Buton III , sebagaimana Pak Mahmud Hamundu mengatakan dalam satu artikel tulisannya.

          3. Anda membual:
          Kalau bicara benteng, benteng kota wuna memiliki luas berkali-kali lipat bila dibandig
          dengn benteng wolio (8073 meter-st ini sedng dipugar ). Benteng tersebut terletak di kota wuna lama. Benteng tersebut pembangunannya dirintis oleh La Kaponto kemudian dilaanjukn oleh adiknya La Posasu Raja Wuna ke VIII.

          koment:
          Hehe..sumber dari orang muna sendiri mengatakan, itu bukan benteng asli untuk pertahanan, tapi bekas batu-batuan yg sudah lama disusun oleh warga setempat untuk kebun warga mencegah dari hama babi..
          lalu sebgian org muna yg settresss, berusaha membangunnya sebagai benteng,,agar dibilang bhw org muna punya bukti peradaban. Tapi sayang seribu sayang,,hanya akan berakhir dgn kesia-siaan.

          4. Lagi anda membual dgn berkata:
          Masyarakat wuna juga mengenal mata uang sendiri yaitu ‘bidha’
          Koment:
          Gak ada penjelasan specific, terbukti hanyalah omong doang..monyet pun bisa ngaku seprti itu
          5. Suku bangsa wuna mengenal peradban sejak 25.000 tahun yag lalu. hal itu dibuktikan dengan lukisan yang ada di gua liagobori.

          Koment:
          Dalam sumber-sumber sejarah resmi kampong muna mengenal peradabannya ketika islam masuk pertama kali. Yg dibawah oleh Syeikh Abdul wahid melalui Sultan Buton I Murhum (Anak Kiy Jula, Putra Raja Buton III) dengan pengadopsian martabat tujuh oleh muna tuk dijadikan falsafah, yg sebelumnya sudah di terapkan di Buton.

          gua yg anda maksud, saya sendiri pernah nonton di salah satu stasiun TV beberpa tahun yg lalu..dikatakan bhw lukisan tersebut hanyalah lukisan..dan para pengunjung goa tersebut mencoba untuk menyimpulkan sebagaimana yg anda simpulkan, bahwa muna punya peradaban.

          Lukisan serupa juga bs ditemukan dibeberapa gua di Buton, seperti goa yg ada di kel. bone2 kota baubau, hanya sayang goa tersbut sudah ditutup. Masy. Stempat pun menemukan beberapa lukisan..hanya sj tdk menyimpulkan seperti kesimpulan anda. Krn masy. Setempat berpikir rasional bukan berpikir takhayul seperti anda.
          6. Anda membual:
          Penghuni pertama Pulau Buton adalah suku bangsa Wuna dan cia-cia, jadi bukan wolio. Hal itu dibuktikan dengn dimna daerah pendaratan pertama armad mia patamiana yang dipercaya sebagai kelompok masyarakat yang pertama membangun peradaban di pulau buton masyarakatnya menggunakan bahasa wuna, bukan bahasa wolio. Daerah2 tersebut adalah kamaru, Batauga, topa, dan todanga. silakan cekkebenarannya.

          Koment:
          Terkait manusia pertama penghuni pulau buton, adalah cia-cia dan orang muna, masih dipertentangkan kebenarannya oleh para peneliti sejarah. Mengapa,? krn tak ada bukti ilmiyah yg membuktikan kedua etnis tsb adalah penghuni pertama dipulau Buton…tapi menurut beberapa sumber lisan, orang muna berasal dari NTT. Orang Wolio dari semenanjung Melayu, orang cia-cia dari daratan Utara Sulawesi..Coba anda cek, mungkin saja benar!?!

          Tapi menurut beberapa sumber tulisan,
          Orang Wolio adalah beberpa orang pengembara yg datang dr semenanjung melayu, terus berasimilasi (kawin-campur) dengan warga setempat lalu membangun komunitas, menyatukan beberapa kampong lalu mendirikan kampong yg bernama Wolio. Lalu mengajak beberapa kerajaan local tuk mendirikan kerajaan bernama Buton . (itu dugaan saya, walau mungkin sj benar ini, terlihat dr pengadopsian aksara wolio mengunakan aksara Jawi/melayu-Arab)

          jadi klaim siapa manusia pertama di Buton masih dipertentangkan..
          ini sama sperti klaim, mana yg lebih dulu orang sunda atau orang jawa, penghuni pertama pulau Jawa.?
          Jawabannya masih simpang siur alias sia-sia tuk dibahas.
          apalgi, masyarakat setempat yg anda sebutkan..tak pernah mengakui bahwa mereka itu orang muna atau suku muna, tapi suku atau orang Buton..
          Butun/Buton sudah dikenal jauh sebelum nama Muna dikenal. Artinya..Orang-orang atau masyarakat setempat yg anda sebutkan bukanlah mengaku orang muna tapi mengaku SUKU BUTUN (BUTON)
          Jadi. Orang Muna yg mengaku diri orang Muna di Pulau Muna, sebenarnya berasal dari Buton dan namanya SUKU BUTON bukan suku muna. Krn tak ada Bukti sejarah kerajaan di pulau Muna didirkan lebih dulu dari Kerajaan di Pulau Buton. Peradaban pertama kali berada di Pulau BUTON. Dengan adanya kerajaan local sebelum berdirinya Kerajaan BUTON.

          7. anda membual;
          Kalau bahasa wolio adalah bahasa utama kerajaan buton eperti yang anda maksud, mengapa pengguna bahasa wolio hanya berada dalam benteng, seangkan iluar benteng masyarakatnya menggunakan bahasa/wamba wuna? padahal keua komunitas itu hanya dibatasi degan dindng benteng. – Bandingkan dengan bahasa inggris yag merupakan bahasa utama negara persemakmuran britania raya.Kalau memkai teori itu jangan-jangan bahasa utama kesultann butuuni darusalam adlah bahasa wuna.?
          Dari fakta2 ini dan dokumen yang berupa suart-surat sultan buton tersebt sebenarnya org dapat menlai siapa sebenarnya yang bohong.

          Koment:
          wah, anda ini pandai membual lagi, Bahasa Wolio digunakan justru diluar benteng, di Mawasangka saja, para tetua adat disana sangat memahami dan fasih bahasa wolio, disiompu, batauga, kapontori, pasarwajo,kabaena, hamper seluruh daerah eks kesultanan Buton, para Tetua adat disana pandai dan memahami bahasa Wolio, bahkan orang muna sendiri sebgiannya pandai bahasa wolio, begitupun sebaliknya. Silahkan cek sendiri.
          Bahasa Pengantar ANtar Suku serta kerajaan di lingkungan masyarakat, bangsawan kerajaan Buton lebih banyak memakai bahasa wolio dan melayu dan bahasa setempat, (sedari awal dikatakan bahwa orang wolio pandai membaur dengan masyarakat setempat dalam tutur bahasa misalnya, sebagaimana telah diceritkan kisah Mia Patamiana).

          sedangkan bhs pengantar ke luar negeri memakai bahasa melayu. Dalam surat-menyurat sultan buton bahasa melayu yg dipakai, sbgmana bhs inggris juga digunakan oleh pak SBY pres. Indo. Ketika menyurati pres. India. Bkn bhs Indonesia yg dipake. ..Paham !!!
          Jadi, jangan disimpulkan bhw hanya krna banyak bahasa, lalu disimpulkan bhw gak ada bahasa resmi, apalgi menyimpulkan bhs muna adalah bhs resmi Buton (kesimpulan mengada2 dan tak berdasar)
          Dalam tulisan Buku-buku atau Kitab sultan buton pengaturan kebijakan serta nasehat2 sultan terhadap masy, oleh sultan Idris Kaimuddin disitu menggunakan aksara bahasa wolio, dengan bahasa pengantarnya adalah bhs setempat, bhs wolio dan bahasa melayu.
          Dalam kitab martabat tujuh (Undang-undang dasar Kesultanan Buton), sangat jelas disana, tulisan bahasanya menggunakan bahasa aksara wolio. Itu saja sudah cukup bukti untuk mematahkan argumentasi bualan anda.

          Suka

          1. Pa Ode …… dari penjelasan anda yag kontradiksi dapat dinilai sebenarnya anda itu pembual…. hanya saja untuk mempertahakan argumentasi yg doblok itu nda mencoba menuduh orang lain pembual……… kalau org cerdas dan mampu menganalisa dengan baik tampa saya jawabpun dia akan mengakatakan kalau anda itu pembual.

            Pa Ode terimah kasih anda telah memberikan pencerahan pada masyarakat dgn jawaban anda yang kotra diktif atara sat dengan lainnya. dengan demikian dunia akan tahu bahwa selama ini sejarah yang dibuat oleh orng buton itu bohong. dn yang benr adalah isi blok saya ini tentang sejarah Wuna. Sekai lagi terima kasih telah membuka borok org Buon yg selama ini tersebunyi…….. supay anda sadar baca kembali tulisan anda kemudian memohon maaf pada geberasi yag selama ini anda dan para penulis sejarah BOHONGI

            Suka

            1. Saya justru berterima kasih, terBUKTI ORANG MUNA TAK MEMILIKI BUKTI PERADABAN DAN SUKANYA NGAKU-NGAKU BOHONG DENGAN MENGKLAIM PERADABAN ORANG lain.

              INI BUKTI MUNA TAK MEMILIKI SEJARAH PERADABAN:

              dikatakan:
              KERAJAAN Muna di masa lalu kini nyaris tak meninggalkan bekas. Satu-satunya peninggalan yang tampak di Kota Wuna saat ini hanyalah bangunan masjid yang pernah dirawat La Ode Dika, Raja Muna terakhir yang dipilih oleh Sarano Muna yang dibentuk Raja La Titakono pada abad ke-17 itu.

              sumber: munakab.com

              Suka

          2. Komentar anda “ Sebagai sebuah negeri, keberadaan Buton tercatat dalam Negara Kertagama karya Mpu Prapanca pada tahun 1365 M. Dalam naskah kuno itu, negeri Buton disebut dengan nama Butuni. Digambarkan, Butuni merupakan sebuah desa tempat tinggal para resi yag dilengkapi taman, lingga dan saluran air. Rajanya bergelar Yang Mulia Mahaguru.”
            Jawaban saya: Penjelasan anda ini sebenarya pengakuan ATAS KEBOHONGAN anda dan para penulis sejarah buton selama ini, sebab butuni yang dimaksud dalam buku negara kartagama tersebut bukan buton yang anda maksudkan. verifikasinya sangat mudah yaitu tidak ada satu wilayah di pulau buton yang menyerupai dengan wiayah yang digambarkan dalam buku negara kartagama yang anda kutip itu. Kemudiaan anda juga mengataka : “Bahasa Resmi pengantarnya adalah bahasa Wolio, bahasa Melayu, bahasa Arab dan bahasa local setempat” Artinya bahasa wolio bukan bahasa local setempat…. Kalau begitu bahasa wolio itu dari mana? .Dengan demikian anda menunjukan diri sebagai PEMBOHONG BESAR Atau memang karakter orang buton itu suka mengaku-ngaku seperti anda?

            Koment anda:
            terkait masalah bahasa penutur masyarakatnya, lalu anda terus menyimpulkan dgn srampangan (sebuah kesimpulan dangkal).
            Jawabnya : Yang dangkal berpikir sebenarnya anda karena tidak mampu melakukan analisis, anda hanya mampu mengatakan orang lain bohong untuk menutupi KEBOHONGA ANDA YANG SANGAT BESAR.
            Anda tidak mau jujur atau anda BERBOHONG BESAR dengan tidak mengakui bahwa pengguna bahasa wolio itu hanya dalam lingkungan benteng, kelurahan wajo dan loji. Wilayah lainya itu hanya PENGAKUAN ANDA yg tidak jujur/BOHONG BESAR. Anda mengatakan apapun juga selain wilyah wilayah yagng saya sebutkan diatas, masyarakatmya menggunakan bahasa Wuna.
            Komentr anda: “Hehe..sumber dari orang muna sendiri mengatakan, itu bukan benteng asli untuk pertahanan, tapi bekas batu-batuan yg sudah lama disusun oleh warga setempat untuk kebun warga mencegah dari hama babi..
            lalu sebgian org muna yg settresss, berusaha membangunnya sebagai benteng,,agar dibilang bhw org muna punya bukti peradaban. Tapi sayang seribu sayang,,hanya akan berakhir dgn kesia-siaan.”
            Jawaban saya : INI JUGA GAMBARAN KEBOHONGAN ANDA, karena tidak satu pun org wuna yng berkata seperti anda. Selengkapnya saya tidak akan mengomentarinya sebab tidak perlu karena itu sdh diperiksa langsung oleh org dari UNESCO
            Koment anda :
            Gak ada penjelasan specific, terbukti hanyalah omong doang..monyet pun bisa ngaku seprti itu.
            Jawaban saya : Anda ini hanya berpedoman pada pemikiran anda sendiri tidak berdasarkan referensi yg banyak yang dapat berpikir seperti itu memang hanyalah MONYET

            Koment anda:
            Dalam sumber-sumber sejarah resmi kampong muna mengenal peradabannya ketika islam masuk pertama kali. Yg dibawah oleh Syeikh Abdul wahid melalui Sultan Buton I Murhum (Anak Kiy Jula, Putra Raja Buton III) dengan pengadopsian martabat tujuh oleh muna tuk dijadikan falsafah, yg sebelumnya sudah di terapkan di Buton.
            gua yg anda maksud, saya sendiri pernah nonton di salah satu stasiun TV beberpa tahun yg lalu..dikatakan bhw lukisan tersebut hanyalah lukisan..dan para pengunjung goa tersebut mencoba untuk menyimpulkan sebagaimana yg anda simpulkan, bahwa muna punya peradaban.
            Jawaban saya : Anda benar-benar bebal, idot dan tidk tahu malu serta bepengetahuan dangkal dan hanya MONYET yg tidak malu berdebat dengan pengetahuannya yang sempit itu. Berbagai sumber penelitian, baik peneliti dari jerman, maupun indonesia sendiri telah mengkui kalau gambar di liangkobori berumur lebih dari 25.000 tahun yang lalu. Untuk membaca hasil peneitian itu, silakan baca sejarah layang-layang di blog ini
            Komentar anda : Lukisan serupa juga bs ditemukan dibeberapa gua di Buton, seperti goa yg ada di kel. bone2 kota baubau, hanya sayang goa tersbut sudah ditutup. Masy. Stempat pun menemukan beberapa lukisan..hanya sj tdk menyimpulkan seperti kesimpulan anda.

            Jawaban saya : Anda ini ternya tidk punya rasa malu. Jelas-jelas hal yang tidak ada di ada-adakan Tnjukan pada saya lokasi gua bertulis di kota baubau, besok saya kesana untuk memastikan jangan hanya mengku-ngaku…….. Sudah lah anda ini tidak tahu malu/ Dasr argumen anda sangat lemah dan tidak bisa di verifikasi.

            Koment anda:
            Terkait manusia pertama penghuni pulau buton, adalah cia-cia dan orang muna, masih dipertentangkan kebenarannya oleh para peneliti sejarah. Mengapa,? krn tak ada bukti ilmiyah yg membuktikan kedua etnis tsb adalah penghuni pertama dipulau Buton…
            Jawaban saya :
            “ sudah ada hasil penelitian Dr Rene, dosen lingustik di universits cambera Australia. Dan faktanya penghuni pulau buton terbsar (80%)adaah penutur wamba/bahasa wuna, 17% bahsa cia-cia dan sianya bahasa wolio. Mengpa penutu bahasa wolio sangat sedikit? Menurut anda karena mereka adalah pendatang.
            Koment anda : tapi menurut beberapa sumber lisan, orang muna berasal dari NTT. Orang Wolio dari semenanjung Melayu, orang cia-cia dari daratan Utara Sulawesi..Coba anda cek, mungkin saja benar!?!
            Jawaban saya : ini yang dimaksud dengan bulan karena tidak punya sumber refensi dan tidak dapat diverifikasi
            Prnyataan anda: Tapi menurut beberapa sumber tulisan,
            Orang Wolio adalah beberpa orang pengembara yg datang dr semenanjung melayu, terus berasimilasi (kawin-campur) dengan warga setempat lalu membangun komunitas, menyatukan beberapa kampong lalu mendirikan kampong yg bernama Wolio. Lalu mengajak beberapa kerajaan local tuk mendirikan kerajaan bernama Buton . (itu dugaan saya, walau mungkin sj benar ini, terlihat dr pengadopsian aksara wolio mengunakan aksara Jawi/melayu-Arab)
            KJawaban saya : pernyataan itu semakin mngutkan hsil penelitian R Rene dan pernyataan saya bahwa penghuni pertama pulau buton adalah suku bagsa wad an cia-cia.

            Koment anda : jadi klaim siapa manusia pertama di Buton masih dipertentangkan..
            ini sama sperti klaim, mana yg lebih dulu orang sunda atau orang jawa, penghuni pertama pulau Jawa.?
            Jawabannya masih simpang siur alias sia-sia tuk dibahas.
            apalgi, masyarakat setempat yg anda sebutkan..tak pernah mengakui bahwa mereka itu orang muna atau suku muna, tapi suku atau orang Buton..
            Butun/Buton sudah dikenal jauh sebelum nama Muna dikenal. Artinya..Orang-orang atau masyarakat setempat yg anda sebutkan bukanlah mengaku orang muna tapi mengaku SUKU BUTUN (BUTON)
            Jadi. Orang Muna yg mengaku diri orang Muna di Pulau Muna, sebenarnya berasal dari Buton dan namanya SUKU BUTON bukan suku muna. Krn tak ada Bukti sejarah kerajaan di pulau Muna didirkan lebih dulu dari Kerajaan di Pulau Buton. Peradaban pertama kali berada di Pulau BUTON. Dengan adanya kerajaan local sebelum berdirinya Kerajaan BUTON.
            Jawaban saya :
            Anda semakin jelas pembual, Anda ini benr-benar tidak tahu malu, senangnya ngaku-ngaku. Fakta sudah membuktikn kalau suku buton dan bahasa buton itu tidak ada, masih saja ngotot, Logika apa sih yang anda pakai? Jela-jelas suku wuna, dengan menggunakan bahasa wuna kok anda klaim sebagai suku buton. Dasar tidak tahu malu….. anda itu cocoknya jadi tahu tempe
            Koment anda :
            wah, anda ini pandai membual lagi, Bahasa Wolio digunakan justru diluar benteng, di Mawasangka saja, para tetua adat disana sangat memahami dan fasih bahasa wolio, disiompu, batauga, kapontori, pasarwajo,kabaena, hamper seluruh daerah eks kesultanan Buton, para Tetua adat disana pandai dan memahami bahasa Wolio, bahkan orang muna sendiri sebgiannya pandai bahasa wolio, begitupun sebaliknya. Silahkan cek sendiri.
            Bahasa Pengantar ANtar Suku serta kerajaan di lingkungan masyarakat, bangsawan kerajaan Buton lebih banyak memakai bahasa wolio dan melayu dan bahasa setempat, (sedari awal dikatakan bahwa orang wolio pandai membaur dengan masyarakat setempat dalam tutur bahasa misalnya, sebagaimana telah diceritkan kisah Mia Patamiana).
            sedangkan bhs pengantar ke luar negeri memakai bahasa melayu. Dalam surat-menyurat sultan buton bahasa melayu yg dipakai, sbgmana bhs inggris juga digunakan oleh pak SBY pres. Indo. Ketika menyurati pres. India. Bkn bhs Indonesia yg dipake. ..Paham !!!
            Jadi, jangan disimpulkan bhw hanya krna banyak bahasa, lalu disimpulkan bhw gak ada bahasa resmi, apalgi menyimpulkan bhs muna adalah bhs resmi Buton (kesimpulan mengada2 dan tak berdasar)
            Dalam tulisan Buku-buku atau Kitab sultan buton pengaturan kebijakan serta nasehat2 sultan terhadap masy, oleh sultan Idris Kaimuddin disitu menggunakan aksara bahasa wolio, dengan bahasa pengantarnya adalah bhs setempat, bhs wolio dan bahasa melayu.
            Dalam kitab martabat tujuh (Undang-undang dasar Kesultanan Buton), sangat jelas disana, tulisan bahasanya menggunakan bahasa aksara wolio. Itu saja sudah cukup bukti untuk mematahkan argumentasi bualan anda.
            Jawaban saya :
            Anda ini manusia apa bukan sich, jelas-jelas anda pembohong,dan pembual kok mala menuduh orang lain? Atau mungkin anda tidak punya otak barangkali. Jelas-jelas daerah yang anda sebutkan itu bahasa sehari-harinya bahasa/wamba wuna ko anda bilang menggunakan bahasa wolio? Anda tinggal di mana sih sebenarny sehingga tidak bisa mengakui itu? Sebenarnya banyak sekali kebohongan yang anda lakukan disini seperti anda mengtakan la Kilponto anak kiay Jula… dimana sumber referensi anda? Saya jadi heran dengan anda ini, kebohongan kok di pertahankan, kemudian menuduh orang lain bohong. Maaf terpaksa saya harus katakan sekali lagi bahwa ini sebenarnya anda tidak punya isi otak. Apa perlu saya perjels kebohongan anda? Begini besok pergi di sambali, dibalik didinding benteng dan cek bahasa yang merka gunakn, bahasa wolio atau bahasa wuna? Terus semkin kebarat, keselatan dan seterusnya masyarakat disitu bahasa apa yang mereka gunakan???? Pernyataan di blog ini bukan mengaku-mengaku seperti yang anda lakuan tetapi didukung oleh hasil penelitian para ahli dan saya sendiri. Untuk melihat hasil penelitiannya silakan cari dan baca artikel Bahasa Wuna di blog ini.

            Pesan saya, kalau berargumen harus didukung dengan fakta dari hasil penelitian dan pengkajian….. supaya tidak dibilang berotak dangkal.

            Disini, Saya harus katakan bahwa komentar anda disini tidak satu pun yang memberikan konfirmasi bahwa pernyataan anda itu benar, tapi anda sok tahu saja. Ingat orang ceras itu tidak diukur dari seberapa sering dia mengatakan orang lain goblok, begitu juga tentang kebenaran kita tidak diukur dari seberapa sering kita mengatakan orag lain bohong, tetpi diukur dari seberpa logisnya argumen yag kita sampaiakan yang diukur dari metode ilmiah

            Suka

            1. anda bilang:
              Penjelasan anda ini sebenarya pengakuan ATAS KEBOHONGAN anda dan para penulis sejarah buton selama ini, sebab butuni yang dimaksud dalam buku negara kartagama tersebut bukan buton yang anda maksudkan. verifikasinya sangat mudah yaitu tidak ada satu wilayah di pulau buton yang menyerupai dengan wiayah yang digambarkan dalam buku negara kartagama yang anda kutip itu.

              jawaban NGAWUR ANDA:

              Para sejarawan, sudah memastikan bahwa negeri butun yg disebutkan dalam kitab tersebut terletak di p. buton dan itu aadalah kerajaan Buton.. sebab kerjaan buton sudah ada sekitar 1332 m. dimasa Majaphit berkuasa. kitab terebut dibuat 1365. nyambung.

              jadi, GAK USAH MUNCULKAN SIKAP IRI ANDA. disebabkan Muna tak dicantumkan dalam kitab tersebut…wong Muna tak memilik peradaban sejarah, buat apa ditulis !!!!!!!!!!!!!

              Suka

              1. Ode….. Sejarah itu bukan saja yang kontekstual tapi perlu didukung dengan bukti-bukti. Tapi yang palig penting adalah analisis untuk mensingkronkan atara apa yang kontektual dan bukti-bukti. Untuk itu saya minta pada anda untuk membuktikan di mana daerah di pulau buton yang dapat dijadikan alat untuk verifikasi dari apa yang menjadi dasar argumentasi anda itu.

                Ode …. Saya sudah keliling hampir seluruh sudut Pula Buton untuk memverifikasi konteks sejarah yang ditulis oleh sejarawan Buton seperti kutipan anda diatas, namun sampai hari ini tidak satu pun wilayah yang memiliki kemiripan.

                Jadi untuk mendukung argumentasi kamu itu, tolong bantu saya tunjukan dimana tempat seperti yang digambarkan dalam buku negara kartagama yaitu ” sebuah desa tempat tinggal para resi yag dilengkapi taman, lingga dan saluran air..” Kalau anda tidak mampu, sudah lupaka saja bualan itu, karena itu hanya pengakuan-pengakuan saja, untuk membuai org lain dengan gambara seakan-akan buton itu hebat.

                Suka

            2. anda membual:
              Yang dangkal berpikir sebenarnya anda karena tidak mampu melakukan analisis, anda hanya mampu mengatakan orang lain bohong untuk menutupi KEBOHONGA ANDA YANG SANGAT BESAR.
              Anda tidak mau jujur atau anda BERBOHONG BESAR dengan tidak mengakui bahwa pengguna bahasa wolio itu hanya dalam lingkungan benteng, kelurahan wajo dan loji. Wilayah lainya itu hanya PENGAKUAN ANDA yg tidak jujur/BOHONG BESAR. Anda mengatakan apapun juga selain wilyah wilayah yagng saya sebutkan diatas, masyarakatmya menggunakan bahasa Wuna.

              Bantahan atas BUALANMU:

              ORANG MUNA SAJA FASIH BERBAHSA WOLIO, DAN ITU JUSTRU DIGUNAKAN DI LUAR KOTA BAUBAU, MALUKU DAN PAPUA BANYAK ORANG WOLIO DISANA. ITU SUDAH CUKUP BUKTI MEMBANTAH BAUALAN ANDA !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

              KLO TIDAK PERCAYA CEK SENDIRI..KELUARGANYA RIDWAN BAE SAJA DI BAUBAU, MAHIR BAHASA WOLIO. PAYAH ANDA !!!!!!!!!!!!!

              Suka

            3. anda bilang:
              INI JUGA GAMBARAN KEBOHONGAN ANDA, karena tidak satu pun org wuna yng berkata seperti anda. Selengkapnya saya tidak akan mengomentarinya sebab tidak perlu karena itu sdh diperiksa langsung oleh org dari UNESCO

              bantahan telak:

              emang anda sudah tanya orang Muna satu persatu…????.
              krn itu FAKTA. itu bukanlah benteng tapi bekas kebun warga…tuk mencegah hama babi.

              UNESCO ??
              Unesco buatan orang Muna. bagian wakuru kaleeeee !!! (pintar lagi booo’oooong !!!!!!!!!

              Suka

              1. Ode…… Sekali lagi saya katakan paa anda, sejarah itu bukan saja yang kontekstual, apalagi hanya dituturkan dengan lisan, tetapi harus didukung degan bukti dan analisa untuk ensingkronkan antara konteks dan bukti……

                Apa yang saya paparkan diatas itu memenuhi syarat itu, silakan datang sendiri di lokasi benteng konano wuna di kampung lama Wuna. Kalau anda butuh guide… saya siap mengntar anda….. Seperti itu baru dibilng sejarah,,,, bukan seperti pengkuan-pengkuan anda yag sumbernya pun tidk jelas.

                Bagaimana anda mau menerima tantangan saya itu??????? biar sekalin anda belajar tentang sejarah.

                Suka

                1. sekali bekas kebun, tetaplah bekas kebun…bukan benteng lah..gimana sih..jadi gak perlu pake pembuktian segala lah.

                  sama seperti anda mengatakan bhw penutur bhs wolio hanya di dalam benteng…jadi, gak perlu saya mengajak anda untuk tunjukan bukti, bahwa sebenarnya (PADA FAKTANYA) penutur bahasa wolio justru banyak diluar benteng, silahkan cek di kec, murhum, kec, betoambari, batauga, pasarwajo, juga ada di pulau makassar (PUMA), sangia wambulu (tolandona), mawasangka, dongkala-kabaena dlll

                  Suka

                  1. Intnya jawaban anda semua itu bohong……..dan bohog……bohong…. sekali lagi bohong…. tidk dapat dibuktikan. Ketika saya tantang anda untuk membuktikan anda justeru megelak dengn retorika kosong……… kekosong pikiran dan pegethuan anda tentng sejarah.

                    Sejarah itu Ode fakta buka retorikan. Klau hanya bisa beretorika ya, seperti anda ini, semga saja keosongan pikiran dan pegetahuan anda ini bukan mejai ambaran seluruh sejrahwan buton.

                    Khusus bahasa Wolio…. kalau haya diketahui….. ya jgnkan bahasa wolio…. bahasa jerman yg bersal dri Eropa saja banyak yg gunakan di buton…. hanya saja bahasa itu bukan menjadi bahas primer atau bahasa ibu. Daerah-derah yang anda sebutka diatas itu bahasa primernya bahasa wuna.

                    Mengenai bahasa pancna yg anda maksud itu, itu juga penyebutan hindia belanda dan anteknya buton untuk mendistorsi sejarah serta mendiskrditkan muna, . tujuan apa lagi kalau bukan untuk melemhkan kemudin dikuasai.

                    Jadi yang berhayal sebenarnya siapa? kok buku negera kartagama yg memuat kata butun, diklaim sebagai buton????? ini kan hayalan tingkat tinggi, Kenapa? karena anda dan saya yakin seluruh masyarakat yg mengaku dirinya sebagai orang buton tidak bisa membuktikan itu, karena memang itu tidak ada.

                    Intinya apapun yang dikatakan PEMBOHONG seperti anda tidk akan pernah dipercaya…… berkoarlah sampaii mulut itu berbusa… kalau tidak didukug dengan bukti, sia-ia sja seperti ANJING yang kehianga ekor

                    Suka

                    1. hehe…gak usah pake emosi..santai aja !!!

                      apa yang saya tulis adalah fakta bukan KLAIM KOSONG SEPERTI ANDA yg tukang klaim.
                      dan justru anda yg hanya berhalusinasi dengan apa yg anda kemukakan. BUKTINYA, ANDA SAMA SEKALI TIDAK BISA MENJAWAB/MEMBANTAH KOMENTAR SAYA SECARA ILMIYAH.
                      JAWABAN ANDA HANYALAH, CACI MAKI DOANK !!!!!!!!!

                      terkait bahasa wolio. Anda ini PEMBOHONG BESAR SEJATI. dr mana asalnya informasi bahasa wolio mengadopsi bahasa jerman ??? dari nenek kamu ya ????hebat !!!

                      bahasa wolio, justru banyak mengadopsi dr bahasa melayu serta asimililasi dgn bahasa lokal, BUKTINYA, BAHASA WOLIO MENGGUNAKAN AKSARA TERSENDIRI YAITU AKSARA ARAB/MELAYU/JAWI. dan 40-50 % punya kesamaan dengan bahasa lokal (baik itu cia-cia, pancana, moronene, kaumbeda/wakatobi, termasuk muna dan tolaki, juga kulisusu)

                      TIDAK SEPERTI BAHASA ANDA, YG TIDAK PUNYA AKSARA..YAH MUNGKIN (BISA JADI) KRN MISKIN PERADABAN..YA GITU DEH !!

                      BAHASA PANCANA:
                      satu lagi ANDA PALING TUKANG BOHONG !!
                      penyebutan pancana bukanlah penyebutan belanda, mengapa?
                      KARENA ISTILAH PANCANA TAK ADA DALAM ISTILAH KAMUS BAHASA BELANDA, SILAHKAN ANDA CARI !!!
                      tapi itu penyebutan para sejarawan. silahhkan saja baca dalam buku2 sejarah tentang buton.

                      tuduhan anda tentang Buton antek belanda, juga TIDAK BERDASAR aliasa pembohong !!!
                      jgn krn bersumberkan dari surat menyurat antara belanda dan sultan buton, lalu anda menyimpulkan itu adalah antek belanda. KESIMPULAN PALING DANGKAL !

                      DULU BELUM ADA NKRI, JADI BUTON BERHAK BEKERJASAMA DENGAN SIAPAPUN, DEMI KEPENTINGAN NEGERINYA. DAN ITULAH TAKTIK.

                      WAJIB ANDA TAHU !!!!
                      dalam sejarah panjang Buton, simphoni indah itu terekam indah. Mirip sebuah partitur musik, sejarah Buton adalah jalinan nada indah perlawanan fisik, perlawanan diplomatis dan perlawanan psikologis (psy-war).

                      Sejarah Buton adalah sejarah yang membuktikan bahwa daerah ini telah lama menerapkan prinsip perang modern.
                      Bahwa untuk memenangkan peperangan tidaklah hanya diukur dari kekuatan bersenjata. Prinsip inilah yang membuat Buton bisa bertahan dari berbagai gempuran kekuatan super-power ketika itu…

                      justru juga Buton sering kali memberi tekanan FISIK terhadap belanda, melawan dominasi. Ini masalah bagaimana memenangkan peperangan, bukan memenangkan pertempuran.
                      Sepanjang sejarah panjang negeri Buton, semua pemimpinnya mengambil kebijakan yang sangat tepat pada zamannya. Tidak terkecuali. Semua Raja maupun Sultan Buton, menempuh garis kebijakan yang sangat pas pada zamannya.

                      contohnya SULTAN HIMAYATUDDIN (OPUTA YIIKO) PUTRA WOLIO YG GIGIH MENENTANG DAN BERPERANG MELAWAN BELANDA.

                      dan SULTAN LA ODE FALIHI DENGAN TAKTIK POLITIK MODERN (NON FISIK/PERANG) BERHASIL MEMBAWA BUTON BERGABUNG DENGAN NKRI TERLEPAS DARI CENGKERAMAN BELANDA.
                      INI FOTONYA :
                      http://www.google.co.id/imgres?q=LA+ODE+FALIHI+SOEKARNO&hl=id&sa=X&biw=1247&bih=577&tbm=isch&prmd=imvnso&tbnid=S3Sp6G1xdIv6ZM:&imgrefurl=http://tanjungkona.blogspot.com/2011/02/kerajaan-kesultanan-buton.html&docid=vfPw7COqX4cwMM&imgurl=http://1.bp.blogspot.com/–GWX3pPMOzc/TcDfyDvrNGI/AAAAAAAAA44/1nXT5pi5PYw/s1600/Raja%252Bterakhir.jpg&w=300&h=225&ei=KEN9UIPdHs3yrQeXkYD4Dw&zoom=1&iact=rc&dur=308&sig=102540409375655137197&page=2&tbnh=139&tbnw=175&start=18&ndsp=27&ved=1t:429,r:5,s:20,i:144&tx=89&ty=49

                      SOEKARNO DAN LA ODE FALIHI KETIKA PERTEMUAN DI MAKASSAR

                      lalu bandingkan DENGAN LA ODE PANDU RAJA MUNA.

                      INI FOTONYA: http://omodhi-gallery.blogspot.com/2008/04/kepala-syarat-muna-la-ode-pandu.html
                      LAODE PANDA DAN PENJAJAH BELANDA ASYIK FOTO BARENG, DI TENGAH PERANG KEMERDEKAAN WAKTU ITU.

                      KESIMPULANNYA,
                      LA ODE FALIHI BERJUANG BERSAMA SOEKARNO DEMI NKRI,
                      SEDANG, LA ODE PANDU RAJA MUNA LAGI ASYIK FOTO BARENG DENGAN TUANNYA PENJAJAH BELANDA.
                      ======

                      jadi, jelas, kerajaan BUTON sudah ada jauh sebelum muna ada, dengan dibuktikan dalam kitab negara kertagama, dengan nama butun.
                      orang muna saja mengakui itu,
                      ini kutipannya (kutipan dari web orang muna)
                      http://wunabarakati.blogspot.com/2007/10/sekilas-sejarah-buton.html

                      =========
                      ======
                      ==

                      Suka

                    2. Begini saja Ode, tunjukan pada saya dimana ada perlawanan yang dilkukan masyarakat buton ketika pasukan NICA datang di derh itu dengn tujun ingin kembali melakukan penjAjahan terhadp NKRI yng baru terbentuk? klau di Muna ada yang namanya batalion SADAR, RESIMEN 20. semua pasukan parailiter itu dibentuk oleh pemuda-pemuda Muna untuk menguir NICA . Tercatat beberapa kali terjadi perang terbuk antara NICA dan pemuda-pemuda muna. Bahkan pemuda -pemuda muna dengan persenjataan sederhna berani merampas senjata jepang yang dan tentara NICA.??

                      mENGENAI SULTAN HIMAYATUDDIN (OPUTA YIIKO), itulah bedanya dengan raja-raja muna dan rakyatnya, ketika raj-raja muna ingin menyatakan ketidak sukannya terhadap beland mereka berani mengatakan walanda itu kafiri, dan menyatakan perang, ketimbang di jajah sebab begitulh falsaf masyarakat Muna, ” hansuru-hansuru ana badha sumno kono hansuru liwu” bukan justru lari ke hutan bersma pasukannya. Kalau SULTAN HIMAYATUDDIN (OPUTA YIIKO menunjukan sikap keberpihkannya terhdp tanah airnya, sehrusnya dia menyeruhkan pada masyarakat buton untuk mengusir beland dari tanah airnya, tapi ini kok membiarkan belanda mendominasi pemeritahan di tanah airnya dan memilih lari kedalam hutan. menurut kamu, dimana sisi kepahlawaanan yang ditunjukn SULTAN HIMAYATUDDIN (OPUTA YIIKO), harusnya anda berni mengatakan itu adalah sikap pengecut dan tidk patut diteladani.

                      Suka

                    3. Kalau bukn klaim kosong buktikan dengan data dan fakta itu saja. kalau tidk bis kamu buktikan ya mengaku saja kalu itu memang klaim sepihak dn itu memang karkter kalian.

                      Kutipab itu hanya manuskrip yang di buat oleh ejarawan buton, itu justeru semakin memperjelas kalau itu hanya klaim. Ingat referensi saya atas apa yang saya tulis itu sangat variatif, mulai tulisan sejarah orang yg expert dari perguruan tinggi besar di dunia yaitu, universitas leiden belanda, hambrug jerman,Darwin, Austra dan universitas toronto kanada serta didukung dengan fakta lapangan. Tapi yang lebih penting dari semua itu kemudian saya melakukan pengkajian secara ilmiah untuk mensingkronkan apa-apa yang tertulis dan fakta yang saya temukan.

                      Tapi kalau anda juga tidk paham dengan itu ya saya mau bilang apa lagi karena hanya disitulah batas kemampuan berpikir anda.

                      Suka

            4. anda bilang:
              Anda ini hanya berpedoman pada pemikiran anda sendiri tidak berdasarkan referensi yg banyak yang dapat berpikir seperti itu memang hanyalah MONYET.

              saya jawab:
              TERBUKTI ANDA TIDAK BISA MENJAWABNYA, ARTINYA ANDA BOHONG LAGI SUDAH BERKALI2 KALIIINYA !!!!!!!!

              Suka

            5. Anda benar-benar bebal, idot dan tidk tahu malu serta bepengetahuan dangkal dan hanya MONYET yg tidak malu berdebat dengan pengetahuannya yang sempit itu. Berbagai sumber penelitian, baik peneliti dari jerman, maupun indonesia sendiri telah mengkui kalau gambar di liangkobori berumur lebih dari 25.000 tahun yang lalu. Untuk membaca hasil peneitian itu, silakan baca sejarah layang-layang di blog ini

              saya jawab:

              jangan emosi. yang smart…kan saya sudah bilang…itu takhayul yg anda buat dan tak punya bukti ilmiyah sama sekali.

              jadi, sekali lagi anda TERBUKTI TIDAK BISA MENJAWABNYA, ARTINYA ANDA BOHONG LAGI SUDAH BERKALI2 KALIIINYA !!!!!!!!

              Suka

              1. anda bilang:
                Anda ini ternya tidk punya rasa malu. Jelas-jelas hal yang tidak ada di ada-adakan Tnjukan pada saya lokasi gua bertulis di kota baubau, besok saya kesana untuk memastikan jangan hanya mengku-ngaku…….. Sudah lah anda ini tidak tahu malu/ Dasr argumen anda sangat lemah dan tidak bisa di verifikasi.

                jawaban saya:

                yang gak punya rasa malu siapa ?

                kan saya sudah bilang, goa tersebut sudah tertutup/cor..gimana sih anda !?

                Suka

              2. Ode… saya sdh tidak tahu lagi mau bilang apa tentang anda, hasil penelian yang ekspert dibidngnya juga tidk dikui….. gimana sih kamu ini…. Sarn saya baca artikel saya yang sdh saya susun menjdi draf buku diblog ini. Silakan masuk di jendela Buku dan baca selengkapnya. semua rasa penasaran anda terjawab disitu.

                Suka

              3. Ode yang bohong itu and…. atau boleh jadi and tidk paham dengan apa yang and katakan…. dn orang seperti itu bisa dikatakan idiot. Apa yang menjadi dasar argumnetasi saya itu adalah hasil penelitian org yang ekspert di bidangnya dan sudah dipublikasi dijurnal-jurnal ilmiah di luar negeri…. bukan pengakuan-pengakuan seperti anda .

                Untuk membuktikan ebagian dri hasil penelitian itu silan anda berselancar di internet, dengan kata kunci sejrah wuna atau mengutip bebrapa ata yg and ingin ketahui. atau anda dpt lngsung mengunjungi situs rsmi universitas leiden belnd, hamburg jrman dan universitas toronto.

                Suka

            6. anda bilang:
              “ sudah ada hasil penelitian Dr Rene, dosen lingustik di universits cambera Australia. Dan faktanya penghuni pulau buton terbsar (80%)adaah penutur wamba/bahasa wuna, 17% bahsa cia-cia dan sianya bahasa wolio. Mengpa penutu bahasa wolio sangat sedikit? Menurut anda karena mereka adalah pendatang.

              saya jawab:

              sebuah penelitian yg SALAH BESAR. di Pulau BUTON justru penghuni terbesar adalah bahasa Cia-cia, bukan wuna, bahasa wuna ada di KAb, Muna.

              bahasa anda maksudkan, bhw bahasa yg hampir sama dengan bhasa wuna, bukanlah bahasa wuna tapi Bahasa PANCANA. hanya sj orang muna pun dengan Licik mngklaim itu bahasa mereka..padahal dialeknya saja sudah berbeda..dan lagi pula..mereka.
              TAK PERNAH MENGAKU BAHWA MEREKA SUKU WUNA, MEREKA HANYA MENGAKU SUKU BUTUN ATAU PANCANA.

              SILAHKAN TANYA LANGSUNG. ORANG KAPONTORI, MAWASANGKA, GU, LOMBE LAOMPO/BATAUGA TODANGA. SIOMPU.

              BUAT POLLING APAKAH MEREKA ITU MAU DISEBUT SUKU MUNA ATAU SUKU BUTON?

              SUDAH PASTI MEREKA MENGAKU SUKU BUTON, BUKAN SUKU MUNA !!!!!!!!!!
              MEREKA SJ SUDAH JENGKEL DENGAN TINGKAH ORANG MUNA YG KERAS KEPALA, APALGI MAU DISURUH MENGAKU SUKU MUNA.

              BODOH AMAT !!!

              Suka

            7. anda bilang:
              Anda semakin jelas pembual, Anda ini benr-benar tidak tahu malu, senangnya ngaku-ngaku. Fakta sudah membuktikn kalau suku buton dan bahasa buton itu tidak ada, masih saja ngotot, Logika apa sih yang anda pakai? Jela-jelas suku wuna, dengan menggunakan bahasa wuna kok anda klaim sebagai suku buton. Dasar tidak tahu malu….. anda itu cocoknya jadi tahu tempe.

              saya jawab:

              mereka memakai bahasanya mereka sendiri, bukan bahasa muna,,mereka punya bahasa khas dan berbeda dialek dengan bahasa muna.

              SUKU MEREKA ADALAH SUKU BUTON DENGAN RUMPUN BAHASA PANCANA. DAN ITU ADALAH FAKTA. MEREKA SELALU BILANG BAHASA KAMI BAHASA MAWASANGKA, BAHASA KAMI BAHASA KAPONTORI, BAHASA KAMI BAHASA SIOMPU,

              BUKAN BAHASA MUNA.
              DAN MEREKA SELALU BANGGA , DENGAN SELALU MENGATAKAN;

              KAMI ADALAH ORANG/SUKU BUTON !!!!!!!!!!!!!!!!!!!

              Suka

            8. Anda mengatakan:
              Anda ini manusia apa bukan sich, jelas-jelas anda pembohong,dan pembual kok mala menuduh orang lain? Atau mungkin anda tidak punya otak barangkali. Jelas-jelas daerah yang anda sebutkan itu bahasa sehari-harinya bahasa/wamba wuna ko anda bilang menggunakan bahasa wolio? Anda tinggal di mana sih sebenarny sehingga tidak bisa mengakui itu? Sebenarnya banyak sekali kebohongan yang anda lakukan disini seperti anda mengtakan la Kilponto anak kiay Jula… dimana sumber referensi anda? Saya jadi heran dengan anda ini, kebohongan kok di pertahankan, kemudian menuduh orang lain bohong. Maaf terpaksa saya harus katakan sekali lagi bahwa ini sebenarnya anda tidak punya isi otak. Apa perlu saya perjels kebohongan anda? Begini besok pergi di sambali, dibalik didinding benteng dan cek bahasa yang merka gunakn, bahasa wolio atau bahasa wuna? Terus semkin kebarat, keselatan dan seterusnya masyarakat disitu bahasa apa yang mereka gunakan???? Pernyataan di blog ini bukan mengaku-mengaku seperti yang anda lakuan tetapi didukung oleh hasil penelitian para ahli dan saya sendiri. Untuk melihat hasil penelitiannya silakan cari dan baca artikel Bahasa Wuna di blog ini.

              SAYA JAWAB:

              MEREKA MENGGUNAKAN BAHASA DIALEK MEREKA SENDIRI BUKAN BAHASA MUNA

              DAN –FAKTA— ,EREKA TAK PERNAH MENGAKU BAHWA MEREKA SUKU WUNA, MENGGUNAKAN BHS MUNA,
              JUSTRU MEREKA KLO DITANYA?MEREKA HANYA MENGAKU SUKU BUTUN ATAU PANCANA.

              SILAHKAN TANYA LANGSUNG. ORANG KAPONTORI, MAWASANGKA, GU, LOMBE LAOMPO/BATAUGA TODANGA. SIOMPU.

              BUAT POLLING APAKAH MEREKA ITU MAU DISEBUT SUKU MUNA ATAU SUKU BUTON?

              SUDAH PASTI MEREKA MENGAKU SUKU BUTON, BUKAN SUKU MUNA !!!!!!!!!!
              MEREKA SJ SUDAH JENGKEL DENGAN TINGKAH ORANG MUNA YG KERAS KEPALA, APALGI MAU DISURUH MENGAKU SUKU MUNA.

              BODOH AMAT !!!

              =======
              SAYA TIDK PERNAH BILANG LA KILAPONTO ANAK KIY JULA TAPI DIA ADALAH TURUNAN LANGSUNG RAJA BUTON III.
              =====

              DAN ANDA SALAH, SAYA PUNYA ISI OTAK, DAN TIAP MANUSIA PUNYA ISI OTAK. KENAPA BEGO AMAT SIH LU !?
              =======

              KELUARGA RIDWAN BAE SJ DI BAUBAU, PINTAR BAHASA WOLIO. ITU MEMBUKTIKAN BHS WOLIO JUGA DIPAKAI ORANG MUNA.
              ======

              BAHASA MUNA TAK MEMILIK AKSARA, BUKTI BAHASA MUNA TAK PUNYA PERADABAN.

              BAHASA WOLIO MEMILIKI AKSARA, BUKTI BAHWA BUTON MEMLIKI PERADABAN SEJARAH !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

              Suka

              1. Ode…. ode…. sejrah skok berdasrkan ngaku-gaku. Sejarah itu fakta, Ode bukan ngaku-ngaku seperti tg anda bilang.

                Gimna sich kamu ini????? jelas-jelas bahsa yang digunakan bahasa/ wamba wuna kok, di bilang bukan. Persoalan dialek itu saya sdh jelaskn sebelumnya, itu krena proses asimilasi dan alkulturasi dengan kebudayaan/bahasa pendatang seperti kelompok cia-cia dan melayu ( mia patamiana serta wolio. Tapi kalau kamu tidak paham juga itulah batas kemampuan analisi kamu. dipksakan pun hanya sia-sia.

                Sudahlah sulit memang berdiskusi dengan org yg memiliki sumber referensi sedikit dan pengetahuan angkal serta kemampuan analisa yng dangkal. Hasil penelitin yg dilakukan orang yang ekpert dibidngnya tidak diakui, yg dipakai justeru hasil bualannya sendiri. Memang kanya org bodoh yang mempertahankan diri dengan mengatakan orang lain bodoh,

                Tapi dengan demikian, org dapat membaca kmampuan kamu mempertahankan argumtasi.Kasian juga kamu itu mudh-mudahan tidk semua sejarawa buton seperti kami itu.

                Suka

                1. justru yang aneh,,,seseorang mengklaim bahwa itu bhs mereka. tapi
                  kenyataannya mereka justru menolaknya. dan mereka mengaku mereka memliki bahsa sendiri,,buktinya dialeknya sj sudah berbeda !!!
                  justru kalianlah yg menggunakan bahasa dari salah satu rumpun bahasa buton (pancana) lalu kalian merubahnya dengan nama bahasa muna.

                  salah satu buktinya, peradaban pertama kali ada di pulau buton bukan di muna dengan adanya kerjaan2 lokal. sebelum berintegrasi ke kerajaan buton.

                  Suka

                  1. So. Justru kalianlah yg menggunakan bahasa dari salah satu rumpun bahasa buton (pancana) lalu kalian merubahnya dengan nama bahasa muna.

                    salah satu buktinya, peradaban pertama kali ada di pulau buton bukan di muna dengan adanya kerjaan2 lokal. sebelum berintegrasi ke kerajaan buton

                    Suka

  6. Mata Uang KAmpua
    (Bukti sejarah Peradaban Kerajaan/Kesultanan Buton)

    Satu lagi mata-uang dalam khasanah numismatik Indonesia,yaitu uang yang terbuat dari kain tenun, yang disebut KAMPUA. Kampua adaah mata-uang yang dulu pernah berlaku di kerajaan Buton di Sulawesi dan daerah sekitarnya. Uang ini bersifat seperti uang “Token”,yaitu uang yang diciptakan oleh suatu daerah setempat dan mempunyai area peredaran yang sangat terbatas pula. Oleh karena itu Kampua hanya berlaku sebagai alat tukar khusus untuk wilayah kesultanan Buton, bukan untuk daerah-daerah lainya.

    Kampua diciptakan pertama kali oleh Ratu Buton yang kedua “Bulawambona” yang memerintah sekitar abad XIV. Setelah ratu meninggal, lalu diadakan suatu “pasar” sebagai tanda peringatan atas jasa-jasanya bagi kerajaan buton. Pada pasar tersebut, orang-orang berjualan mengambil tempat dengan mengiilingi makan Ratu Bulawambona. Seteah selesai berjualan, para pedagang memberikan upeti yang ditaruh diatas makam tersebut yang nantinya akan dimasukan ke kas kerajaan. Cara berjualan ini akhirnya menjadi suatu tradisi bagi masyarakat Buton bahkan tradisi tersebut berlasngsung sampai dengan tahun 1940 !

    Pada jaman bertahtanya Sultan Buton yang keempat, yaitu Sultan Dayan Ihsanuddin ( La’Elangi ), sekitar tahun 1597 – 1631, erdagangan di Kerajaan Buton mengalami masa kejayaan. Para pedagang dari daerah-daerah lain, termasuk pedagang-pedagang dari China dan Portugis datang dengan kapal-kapalnya ke kerajaan Buton. Mengingat bahwa semua transaksi di wilayah kerajaan Buton harus menggunakan uang Kampua, maka sebelumnya para pedagang harus menukarkan uang mereka dengan uang Kampua. Penukaran dilakukan di “Money Changer” yang banyak terdapat di pelabuhan, ataupun di lokasi-lokasi perdagangan. Setelah selesai berdagang, mereka boleh menukarkan sisa uang Kampua yang dimilikinya dengan mata uang yang diinginkan. Namun tentunya ada juga pedagang-pedagang yang tidak menukarkan tetapi menyimpan Kampua tersebut sebagai kenang-kenangan “uang aneh” dari Buton.

    Dalam Proses pembuatan dan peredaran Kampua, mandat sepenuhnya diserahkan kepada Mentri Besar atau disebut “Bonto Ogena”. Dialah yang akan melakukan pengawasan serta pencatatan atas setiap lembar kain Kampua, baik yang telah selesai ditenun maupun yang sudah dipotong-potong. Perhitungan mengenai situasi dan kondisi wilayah serta jumlah perkembangan penduduk yang ada, perlu diperhitungkan agar jumlah peredaran Kampua tetap dapat dikontrol dan tidak menimbulkan inflasi. Pengawasan oleh “Bonto Ogena” juga diperlukan agar tidak timbul pemalsuan-pemalsuan sehingga hanpir setiap tahunya motif dan corak Kampua akan selalu dirubah-rubah

    Setelah kain-kain selesai ditenun, kemudian dipotong-potong untuk menjadi uang Kampua. Pemotongan lembaran kain menjadi Kampua itu juga ada prosedurnya yang juga ditentukan oleh Mentri Besar. Cara memotongnya adalah dengan mengukur panjang dan lebar Kampua, dengan cara : ukuran emapt jari tangan-untuk panjangnya. Sedangkan tangan yang dipakai sebagai alat tukar adalah sang Mentri Besar atau “Bonto Ogena” itu sendiri! Oleh karenaya ukuran lebar dan panang Kampua yang diproduksi tidak selalu sama, tergantung dari panjang pendeknya ukuran tangan Mentri Besar yang saat itu berkuasa. Jika nantinya yang menadi Mentri Besar mempunyai tangan yang pendek, maka ukuran Kampua akan menjadi pendek pula. Sebaliknya jika “Bonto Ogena” mempunyai tangan yang lebih panjang, maka hasil jadi Kampua akan lebih panjang, sesuai dengan ukuran tanganya !

    Pada wal pembuatanya, standard yang dipakai sebagai nilai tukar untuk satu “Bida” (lembar) Kampua adalah sama dengan nilai satu butir telur ayam. Namun dalam perkembangany selanutnya, standard ini diganti dengan nilai “Boka”, dimana satu Bida sama dengan 30 Boka. Boka adalah suatu standard nilai yang umum digunakan oleh masyarakat Buton, yang biasanya digunakan pada waktu upacaraa2-upacara adat perkawinan, kematian, dan seenisnya. Namun setelah Belanda mulai memasuki wilayah Buton kira-kira tahun 1851, fungsi Kampua sebagai alat tukar lambat laun mulai digantikan dengan uanguang buatan “Kompeni”. Sampai akhirnya nilai Kampua menjadi sangat tidak berarti, dimana pada waktu itu nilai tukar untuk 40 lembar Kampua sama dengan 10 sen Duit tembaga Netherlands Indies, atau setiap 4 lembar Kampua hanya mempunyai nilai sebesar 1 sen saja! Walaupun demikian, Kampua tetap digunakan pada desa-desa di Kepulauan Buton sampai 1940 !

    Puji Harsono Pengamat numismatic

    Suka

  7. Benteng Keraton Wolio, Buton: Benteng Terluas di Dunia
    (bukti sejarah peradaban Buton)

    Kota Bau-Bau di Sulawesi Tenggara merupakan kawasan seribu pulau, seribu benteng dan istilah seribu lainnya. Pulau Buton (Kota Bau-Bau) secara geografis merupakan kawasan timur jazirah tenggara pulau Celebes/Sulawesi. Di Bau-Bau ada objek wisata dan bangunan bersejarah yang sangat terkenal, yakni Benteng Keraton Buton.

    Benteng Keraton Buton adalah bekas peninggalan Kesultanan Wolio/Buton dan biasa disebut Benteng Keraton Wolio. Benteng Keraton ini juga masuk Guiness of Record tahun 2006 dan rekor MURI sebagai benteng terluas di dunia. Panjang keliling benteng tersebut 3 kilometer dengan tinggi rata-rata 4 meter dan lebar (tebal) 2 meter.

    Bangunannya terdiri atas susunan batu gunung bercampur kapur dengan bahan perekat dari agar-agar, sejenis rumput laut. Luas seluruh kompleks keraton yang dikitari benteng meliputi 401.911 meter persegi. Area yang demikian luas itu mengalahkan benteng terluas di dunia sebelumnya yang berada di Denmark.

    Dengan demikian, Benteng Keraton tercatat sebagai yang terluas di dunia. Luasnya benteng ini bukan sekadar isapan jempol, di dalam kompleks benteng melingkupi satu wilayah kelurahan, dengan nama kelurahan Melai, dan tercatat sebagai salah satu kawasan terpadat di kota ini.

    Banyak objek menarik di dalam benteng Keraton Wolio itu. Di sana ada batu Wolio, batu popaua, masjid agung, makam Sultan Murhum (Sultan Buton pertama), Istana Badia, dan meriam-meriam kuno. Batu Wolio adalah sebuah batu biasa berwarna gelap. Besarnya kurang lebih sama dengan seekor lembu sedang duduk berkubang. Konon, di sekitar batu inilah rakyat setempat menemukan seorang putri jelita bernama Wakaa-Kaa yang dikatakan berasal dari Tiongkok.

    Ada satu hal menarik yang patut diketahui mengenai keberadaan benteng Keraton Buton, yakni sebuah benteng yang tidak hanya berdiri dan diam membisu, tetapi di dalam kawasan benteng keraton terdapat aktivitas masyarakat yang tetap melakukan berbagai macam ritual layaknya yang terjadi pada masa kesultanan berabad-abad lalu.

    Di dalam kawasan benteng terdapat permukiman penduduk yang merupakan pewaris keturunan dari para keluarga bangsawan Keraton Buton masa lalu. Di tempat ini juga terdapat situs peninggalan sejarah masa lalu yang masih tetap terpelihara dengan baik. Di tengah benteng terdapat sebuah masjid tua dan tiang bendera yang usianya seumur masjid. Yang dibangun pada masa pemerintahan Sultan Buton III La Sangaji Sultan Kaimuddin atau dikenal dengan julukan ‘Sangia Makengkuna’ yang memegang takhta antara tahun 1591-1597.

    Benteng ini memiliki panjang 2.740 meter yang mengelilingi perkampungan adat asli Buton dengan rumah-rumah tua yang tetap terpelihara hingga saat ini. Masyarakat yang bermukim di kawasan benteng ini juga masih menerapkan budaya asli yang dikemas dalam beragam tampilan seni budaya yang kerap ditampilkan pada upacara upacara adat.

    Tetapi, ada sedikit bau mistik di dalam masjid tua itu. Di belakang mimbar khatib atau di ujung kepala imam tatkala dalam keadaan sujud terdapat pintu gua yang disebut ”pusena tanah” (pusat bumi) oleh orang-orang tua di Buton. Konon dari dalam gua itu keluar suara azan pada suatu hari Jumat. Peristiwa itu menjadi latar belakang pendirian masjid di tempat tersebut.

    Ketika masjid itu direhabilitasi pada tahun 1930-an, pintu gua tadi ditutup dengan semen sehingga ukurannya lebih kecil menjadi sebesar bola kaki. Lubangnya diberi penutup dari papan yang bisa dibuka oleh siapa yang ingin melihat pintu gua itu.

    Di salah sebuah kamar Kamali (istana) Badia, masih di kompleks keraton, terdapat meriam bermoncong naga. Meriam bersimbol naga tersebut dibawa leluhurnya Wakaa-kaa dari Tiongkok sekitar 700 tahun silam.

    Meriam itu masih memiliki peluru dan masih bisa diledakkan. Kamali Badia itu sendiri tidak lebih dari rumah konstruksi kayu khas Buton sebagaimana rumah anjungan Sultra di Taman Mini Indonesia Indah Jakarta. Sesuai tradisi, rumah atau istana Kesultanan Buton harus dibuat keluarga sultan dengan biaya sendiri.

    Khusus Benteng Keraton Buton yang aslinya disebut Keraton Wolio dibangun pada masa pemerintahan Sultan Buton VI (1632-1645), bernama Gafurul Wadudu. Benteng ini berbentuk huruf dhal dalam alpabet Arab yang diambil dari huruf terakhir nama Nabi Muhammad SAW.

    Benteng Keraton Wolio memiliki 12 pintu gerbang dan 16 pos jaga (bastion). Tiap pintu gerbang (lawa) dan bastion dikawal empat sampai enam meriam. Pada pojok kanan sebelah selatan terdapat godana-oba (gudang mesiu) dan gudang peluru di sebelah kiri.

    Konon pada masa pembuatan benteng keraton ini bahan baku utama yang digunakan adalah batu-batu gunung yang disusun rapi dengan kapur dan rumput laut (agar-agar) serta putih telur sebagai bahan perekat.

    Peninggalan Dunia

    Direktorat Sejarah dan Purbakala, Kementrian Pariwisata dan Kebudayaan RI, Syaiful Mujahid SH, di Baubau, mengatakan bahwa potensi cagar budaya yang dimiliki benteng keraton Buton sangat luar biasa, Benteng Keraton Buton memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan benteng lainnya.

    “Melihat potensi tersebut kami akan memasukan Benteng Keraton Buton dalam nominasi kawasan Cagar Budaya Nasional dan akan diusulkan masuk daftar peninggalan dunia,” katanya.

    Ia menambahkan, potensi cagar budaya di Kota Baubau sangat besar. Selain itu, banyak pula peninggalan-peninggalan sejarah di dalamnya. salah Satunya Benteng Keraton Buton yang merupakan benteng terluas dan terpanjang di dunia.

    “Kami berharap benteng ini dapat terpelihara, dan dapat memberikan informasi penting tentang peninggalan budaya masa lalu yang ada di Kota Baubau ini,” tambahnya.

    Menurut Syaiful, sebagai langkah awal pihaknya akan menominasikan pertama masuk ke dalam kawasan cagar budaya secara nasional, kemudian pihaknya akan mengusulkan masukan ke dalam daftar peninggalan budaya dunia.

    Lanjut Syaiful, kembalinya kebudayaan pada Kementrian Pendidikan merupakan momen yang tepat untuk melirik sejarah Buton untuk dimasukan dalam kurikulum pendidikan sejarah nasional,

    “Ini adalah momen yang tepat, kembalinya bidang kebudayaan kepada dunia pendidikan, tentu kita akan lebih mampu membuat silabus atau membuat bahan pengajaran kurikulum yang berkaitan dengan muatan lokal,” lanjutnya.

    Ia menambahkan, termasuk untuk pendidikan sejarah nasional. Namun, pihaknya akan melihat konteks kesejarahan Buton dalam konteks sejarah nasional.

    “Kita dapat menempatkan sebagai bagian dari itu, yang diperukan adalah informasi dan banyak peneliti-peneliti yang mengungkapkan itu, ya kenapa tidak, supaya bisa masuk dalam kurikulum sejarah nasional,” tegas Syaiful.

    kompas.com

    Suka

  8. Akasara Wolio
    (bukti sejarah peradaban buton)

    Abstrak Bahasa Wolio termasuk salah satu kelompok bahasa yang terdapat di kerajaan Buton, yang wilayah pemakaiannya di pusat pemerintahan Keraton Buton di Wolio, sekarang pemerintahan Kota Bau-Bau. Salah satu keunggulan bahasa Wolio dibandingkan kelompok bahasa lainnya di nusantara, bahwa bahasa Wolio memiliki sistem aksara sendiri yang diadopsi dari aksara Arab dan aksara Jawi. Bahasa Wolio menjadi salah satu bahasa resmi di lingkungan kerajaan Buton, selain bahasa Melayu dan Bahasa Arab. Dalam tradisi tulisan (naskah kuno), bahasa Wolio digunakan untuk menuliskan berbagai hal seperti Undang-Undang, dan ajaran agama Islam

    Suka

  9. Pattimura Pahlawan Asal Buton-Wakatobi

    KONTROVERSI tentang asal usul Kapitan Pattimura, salah seorang Pahlawan Nasional kita, makin bertambah.

    Kepala Pusat Penelitian Budaya dan Seni Etnik Sulawesi Lembaga Penelitian Universitas Negeri Makassar (UNM) Dr A Halilintar Lathief MPd melontarkan hasil penelitiannya yang mengagetkan banyak kalangan.

    Pasalnya, ia menyebut bahwa Pattimura sebenarnya adalah seorang Muslim keturunan orang Wanci, Kabupaten Wakatobi (dulu Buton), Provinsi Sulawesi Tenggara.

    Halilintar berani menyimpulkan hal itu setelah melakukan penelitian di Wakatobi selama lebih setahun sejak 2008 lalu. Awalnya Halilintar tak menyangka jika Pattimura adalah keturunan orang Wanci.

    Namun setelah mendengarkan banyak keterangan lisan, jejak budaya, juga didukung dengan beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan sejumlah peneliti lainnya, ia berani menyimpulkan bahwa Pattimura memang asal Wanci (WAKATOBI-BUTON)

    “Nenek moyang orang Wanci itu kan umumnya pelaut. Sejak lama orang Wanci banyak yang telah bermukim di Maluku dan beberapa pulau di sekitarnya bahkan hingga ke Papua. Salah satu keturunannya itu adalah Pattimura,” jelas Halilintar saat berdialog dengan sejumlah jurnalis di kantor Tribun, Makassar, Senin (5/4/2010) lalu.

    Halilintar mengakui bahwa kesimpulan dari hasil penelitiannya itu masih jarang diketahui. Termasuk sebagian orang Wanci sendiri.

    Hal itu dikarenakan literatur yang banyak dipelajari di sekolah (versi pemerintah) menyebut Pattimura berasal dari Negeri Haria, Porto, Pulau Saparua, Maluku. Ia dilahirkan 8 Juni 1783 dan meninggal di Ambon, Maluku, 16 Desember 1817 pada umur 34 tahun.

    Masih menurut buku versi pemerintah, Pattimura dikenal pula dengan nama Thomas Matulessy atau Thomas Matulessia. Ia disebut putra Frans Matulessia dengan Fransina Silahoi.

    Namun versi lain juga menyebutkan Pattimura sebenarnya bernama Ahmad Lussy bukan Thomas Mattulessy. Ahmad Lussy atau dalam bahasa Maluku disebut Mat Lussy lahir di Hualoy, Seram Selatan (bukan Saparua seperti yang dikenal dalam sejarah versi pemerintah).

    Ia bangsawan dari kerajaan Islam Sahulau yang saat itu diperintah Sultan Abdurrahman. Raja ini dikenal pula dengan sebutan Sultan Kasimillah. Dalam bahasa Maluku disebut Kasimiliali. (jumadi mappanganro)

    Catatan: Tulisan di atas terbit di Tribun Timur edisi Selasa, 6 April 2010. Sumber foto: ensiclopedia.blogspot.com

    Suka

    1. oDE……. oDE…… ternyata kalian itu suka sekali mngklaim… dn itu sepertinya sudah menjadi karakter kalian…… Coba telusuri bebrapa manuskrip yg diklaim itu bukan saja patimura, tetapi gaja mada, sukarno La Kilaponto. untuk membangun persepsi org seakan-akan buton itu kuat maka di klaimlah orang=orang kuat dan berjiwa pahlawn menjdi keturunn buton. tidk tahu malu memang kalian itu, coconya memang jd tahu tempe

      Suka

      1. hehe…itu hasil penelitian Kepala Pusat Penelitian Budaya dan Seni Etnik Sulawesi Lembaga Penelitian Universitas Negeri Makassar (UNM) Dr A Halilintar Lathief MPd.

        justru KALIAN YANG TAK TAHU MALU, selalu mengklaim punya peradaban DI negeri orang, NYATANYA GAK ADA SAMA SEKALI !!!

        Suka

        1. Ode… kalau orang muna mau main klaim…harusnya diakukan ketika La Kolaponto, Raja Muna Vi Putera Raja Muna Ke V Sugi Manuru menjadi Raja Melai (yang kalia sebut sebgi kerajan buton). Pada saat itu Melai dalam kondisi nyaris runtuh akibat serangan bajak laut Labolontio. Tapi org Muna tidk seperti kalian. Padahal kesempatan itu sangat terbukan sebab pasca La Kilaponto mangkat dan digantikn oleh puteraya la tumparasi dan La Sangaji, kesultanan Butuni Darusalam dalam pemerintahan orng Muna ( penyebutan ini krena baik La Tumprasi maupun La Sangaji tidk memiliki pertalian darah dengan raja-raja melai ).. Tapi sekali lagi Org Muna tidak seperti itu.

          Sultan Buton Ke Iv La Elangi juga sebenarnya adalah cucu La Kilaponto, namun krena pengaruh belanda dan sapati La Singga dan Kenepulu La Bula, dia menghianati kakeknya sendiri dengan merevisi konvensi kapeo-peo seperti yang saya jelaskan sebelumya. Kendati demikian La Eangi mash memiliki darah sebagai orang muna yang diturnkan dari kakeknya La Kilponto. Untuk lebih jelasnya Baca La Kilaponto Raja Muna ke VI di Blog ini.

          Suka

  10. SEKILAS PELAYAR BUTON DAN PERJUANGAN KEMERDEKAAN

    Bagi orang -ORANG-ORANG BUTON umumnya,kuhususnya Kepulauan Tukang Besi- khususnya, pelayaran ke seantero Nusantara, Singapura, Malaysia, Deli, Filipina Selatan dianggap sebagai rutinitas biasa. Bahkan mereka ada yang sampai di perairan Australiua Utara, Pakistan. dan Kepulauan Palau di sebelah timur Filipina dengan hanya menggunakan perahu layar tradisional yang disebut lambo. Jaringan dan peran serta mereka dalam dunia pelayaran niaga, sejauh yang dapat dilacak, mulai tampak sejak abad terakhir masa kurun niaga yang mula-mula dipelopori oleh orang-orang Binongko kemudian disusul oleh pulau-pulau lainnya. Ada tiga keunggulan utama yang dimiliki oleh pelayar-pelayar Kepulauan Tukang Besi dan dua peran serta yang dimainkan, yaitu kemahiran membuat perahu layar tradisional, keberanian berlayar di alam bebas yang ganas dan penuh misteri, dan kemampuan menerima perkembangan teknologi pelayaran, serta peranserta mereka untuk ikut menyebarluaskan Islam dan kebudayaan melalui jalur pelayaran dan perdagangan dan ikut membantu perjuangan untuk mencapai dan mempertahankan kemerdekaan. Sumber Media Kita dari Key Maluku Tenggara pada tanggal 7 Mei 1990 melaporkan bahwa orang-orang Binongko sejak abad ke-17 telah sampai di Maluku. Di Kepulauan Key Maluku Tenggara itu mereka berhasil mendirikan sebuah kampung kecil yang dinamakan Kampung Tamu. Perahu lambo pertama yang berhasil mereka buat di kampung itu diberi nama PL Montoroso yang dalam bahasa Kaumbeda berarti “awak perahu pemberani dan bertanggung jawab” (Hasan, Media Kita, No. 57/Thn XXI/1990: 2). Ligtvoet (1877) dalam Pim Schoorl (2003 : 108) menjelaskan bahwa menurut Speelman, pada zamannya Pulau Binongko terkenal karena perahu yang dibuat disana yang sering dipersenjatai dengan sepasang lela dan beberapa senapan. Selanjutnya Pim Schoorl (2003: 108-109) menjelaskan bahwa di dalam Militari Memori (1919) dilaporkan bahwa dari sekitar 300 perahu yang dipergunakan untuk pelayaran jarak jauh yang ada di Buton, ada sekitar 200 perahu terdapat di Kepulauan Tukang Besi.
    Pada awal abad ke-18, di Pulau Binongko terdapat seorang juragan terkenal bernama La Nina alias Wa Ama Taangi yang lahir pada tahun 1711 dan meninggal di Latuhari Kepulauan Key Maluku Tenggara pada tahun 1787. Ia berhasil melintasi Kepulauan Nusa Tenggara dan sampai ke Maluku. Ia memiliki kader-kader pelayar ulung seperti La Biddae (1770-1823), La Kaga (1776-1836) dan La Sida (1862-1919). (Hasan, Media Kita, No. 44/Thn XIX/1989: 6).
    Hasil penelitian Firmansyah pada bulan Mei 2006 tentang Persepsi Masyarakat Muslim Maluku Terhadap Pejuang Kapitan Pattimura yang berhasil mewawancarai 12 orang keturunan Pattimura, menyimpulkan bahwa Kapitan Pattimura adalah seorang pelarian dari Perang Waloindi II di Binongko yang kalah setelah memberontak kepada Buton dan Belanda pada awal abad ke-19. Penggantinya yang bernama Kapitan Ulupaha adalah bekas Raja Kaledupa yang ikut bersama Pattimura ke Ambon. Di kalangan masyarakat Maluku dan Kepulauan Tukang Besi tidak merasa asing jika mendengar syair lagu berikut :

    ”kole kole arumbae kole raja pati tana bara”

    Syair di atas menunjukan bahwa ada seorang raja bernama pati yang datang dari barat dengan menggunakan sebuah perahu tradisional yang mereka sebut kole. Diduga bahwa raja pati yang dimaksudkan dalam syair itu adalah Pattimura. Tentunya dia adalah seorang pelayar yang paham tentang navigasi pelayaran tradisional karena kehadirannya di Ambon menggunakan perahu kole. Pada akhir abad ke-19, dua orang pelayar ulung bersaudara asal Tomia masing-masing bernama Ua Senge dan Ua Kamu berhasil mendirikan sebuah kampung di Johor yang bernama Kampung Sungai Karang. Mereka sangat populer karena, selain berdagang, juga menjadi guru pencak silat balabba yang sangat terkenal di kalangan pelayar-pelayar Buton. Pencak silat balabba ini kemudian menjadi tradisi yang dipertontonkan di kalangan masyarakat Tomia pada setiap selesai Hari Raya Idul Adha.Pada tahun 1900, ada sembilan orang pemuda asal Binongko berhasil merantau ke Digus dan Davao Mindanao Filipina Selatan. Tidak lama kemudian, yaitu pada tahun 1901, ada empat orang pelayar Binongko berhasil menunaikan ibadah haji di tanah suci Mekkah dengan menggunakan perahu lambo. Mereka berlabuh di salah satu pelabuhan di Pakistan kemudian menyebrang ke tanah suci Mekkah lewat darat.. Mereka kemudian dikenal dengan sebutan Haji Hohaa (Haji Empat Orang) (Hasan, Media Kita No. 44/Thn XIX/1989: 6). Mereka adalah La Samuraa (H. Shiddiq), La Muru (H. Thayeb), La Sirau (H. Abdul Halim), dan La Ali (H. Muhammad Ali). Para pelayar Binongko yang ke tanah suci biasanya belajar agama Islam pada seorang syekh selama berpuluh tahun kemudian pulang ke kampung dan menjadi guru agama bahkan menjadi ulama besar. Mereka yang cukup terkenal adalah H. La Hidi, KH. Muhammad Tahir yang menjadi penyebar Islam dan dikeramatkan di Pulau Tiga Salabangka Sulawesi Tengah, KH. Asy’ari yang sampai akhir hayatnya menjadi ulama dan imam Mesjid Agung Al Fatah Ambon, KH. Abdul Syukur yang menyebarkan agama Islam di Buton Barat, dan KH. Ibrahim. Pada tahun 1908, empat orang Binongko menyebrang ke kota kecil Semorset dan Kepulauan Wessel Australia bagian Utara. Mereka telah beranak cucu di sana (Hasan, Media Kita, No. 44/Thn.XIX/1989 : 6). Pada tahun 1960-an sebuah perahu asal Tomia yang dinakhodai oleh La Ida berhasil berlabuh di Kepulauan Palau, sebuah negera kecil di Lautan Teduh sebelah timur Filipina. Cuplikan peristiwa yang dikemukakan di atas hanya sebagian kecil saja dari sekian banyak peristiwa yang mereka lakoni yang terekam dalam ingatan anak cucu mereka karena tidak meninggalkan catatan perjalanan sebagaimana dilakukan oleh pelayar-pelayar Eropa. Pas jalan yang mereka gunakan untuk bahan laporan kepada setiap kepala desa atau kepala kampung yang mereka singgahi tidak tersimpan dengan baik bahkan dibiarkan rusak begitu saja. Akan tetapi penjelasan di atas sudah cukup meyakinkan kita dan menjadi rujukan untuk suatu pernyataan bahwa memang mereka adalah pelayar-pelayar ulung yang sangat berani dan menjadi tulang punggung dalam struktur pelayaran tradisional orang Buton. Peran mereka sebenarnya tidak hanya terbatas dalam aktivitas perdagangan dan menyebarkan agama Islam melainkan juga menyebarluaskan kebudayaan. Dalam aspek bahasa, tampak dalam setiap transaksi perdagangan di pasar-pasar atau di pelabuhan selalu menggunakan bahasa Melayu, Tradisi pencak silat yang dilakukan pada setiap selesai Hari Raya Idul Adha menampilkan tradisi pencak silat dari Maluku yang dinamakan makanjara dan tradsisi pencak silat dari Malaysia yang dinamakan balabba. Berbagai macam tarian, nyanyian, dan kesenian lainnya menunjukan variasi pengaruh dari luar karena kontak perdagangan. Misalnya tari balumpa dari Melayu, kadayo dan joge dari Jawa, sajo moane dan sajo wowine mendapat pengaruh dari Makassar, dan badenda dari Maluku. Berbagai jenis makanan, pakaian, alat-alat rumah tangga dan perkakas lainnya diperkenalkan kepada masyarakat yang mereka kunjungi. Mereka mensuplai bahan makanan dan kebutuhan lainnya ke daerah-daerah minus dan terisolasi. Tak dapat dipungkiri bahwa siapa saja yang ingin melakukan perjalanan antar pulau atau antar pelabuhan harus menumpang perahu lambo tanpa dibebani biaya apapun. Hal inilah yang kemudian mengakibatkan para pelayar itu banyak “sanak saudara” di rantau orang. Dapat dibayangkan bagaimana besarnya peran dan kontribusi mereka dalam perjalanan antar pulau ketika transportasi laut saat itu masih sangat terbatas. Dalam masa-masa perjuangan kemerdekaan mereka menjadi armada pengangkut perbekalan dan para pejuang bahkan perlengkapan perang sekaligus menjadi matalala atau sumber informasi tentang situasi di negeri-negeri seberang yang sering dimanfaatkan oleh para pejuang kemerdekaan. Di masa pendudukan mereka dimanfaatkan oleh penguasa Jepang untuk mengangkut barang-barang kebutuhan mereka seperti aspal untuk pembangunan lapangan terbang militer di Kendari. Mereka sering pula dimanfaatkan sebagai katu yang bertugas mengantar para penguasa atau tentara Jepang dari satu pulau ke pulau lainnya. Mereka banyak yang menjadi korban pembunuhan sadis yang dilakukan oleh militer Jepang di Wangi-Wangi. Untuk menghindari kekejaman tentara Jepang itu mereka menyingkir ke Kepulauan Riau, Bangka, Belitung, dan tempat-tempat lain yang dianggap aman. Di pelabuhan Pangkal Pinang saja tidak kurang dari 100 perahu asal Kepulauan Tukang Besi mengamankan diri. Di pelabuhan tersebut terjadi sebuah peritiwa yang amat heroik dimana tiga orang juragan perahu masing-masing La Munaidi asal Tomia, serta La Goro dan La Anu masing-amsing asal Kaledupa berhasil membantu pihak tentara Indonesia untuk merebut lebih dari 30.000 pucuk senjata dari berbagai jenis di barak militer Jepang, tiga kilometer dari kota Pangkal Pinang, pada tanggal 11 September 1945. Para pelayar Kepulauan Tukang Besi menjadi sumber utama tentang informasi proklamasi, bukan hanya kepada masyarakat Kepulauan Tukang Besi melainkan kepada siapa saja yang mereka temui di pasar-pasar dan pelabuhan-pelabuhan yang mereka kunjungi. Tidak hanya itu, dalam masa revolusi fisik dan perang gerilya mereka menjadi pengangkut pasukan dan senjata seperti yang dilakukan oleh juragan La Hasuba asal Kaledupa pada tahun 1947 berhasil menyelundupkan senjata berbagai jenis dari Yogyakarta melalui pelabuhan Probolinggo Jawa Timur. Senjata untuk satu batalyon itu diselundupkan ke Sulawesi Selatan akan tetapi karena situasi disana kurang aman maka senjata itu dibawa ke Kaledupa. Ada pula yang bergabung dalam berbagai kesatuan gerilya di Kalimantan Timur dan Sulawesi Selatan seperti yang dilakukan oleh La Uda dan La Judah yang keduanya berasal dari Kaledupa. Sejak awal abad ke-20, pelayar-pelayar Kepulaan Tukang Besi banyak yang menjadi pebongkara (penyanggah) kopra dan cengkeh serta hasil bumi lainnya di Gresik, Surabaya, dan Probolinggo di Jawa Timur seperti H. Hamiruddin, H. Isnawi, H. Umar. H. Halim, H. Kaimuddin, La Tara Juta, H. Ali, H. Mastora, La Ade, dan La Tani. Mereka menjadi saudagar-saudagar yang cukup kaya di kota-kota itu. Dalam aspek perubahan teknologi pelayaran yang amat penting adalah kebijakan program motorisasi yang dicanangkan oleh pemerintah pada tahun 1977. Jika program motorisasi itu telah mematikan pelayaran di Buton daratan, namun sebaliknya di Kepulauan Tukang Besi justru berhasil memacu dinamika pelayaran tradisional menjadi pelayaran modern. Dalam waktu tidak kurang dari 20 tahun sejak penerapan kebijakan itu, semua perahu lambo yang ada di Kepulauan Tukang Besi, terutama di Wangi-Wangi dan Tomia, sudah dilengkapi dengan mesin. Perpaduan faktor-faktor geografis terutama letak dan kodisi kepulauan serta idiologi gau satoto sebagaimana di kemukakan di atas telah melahirkan dinamika pelayaran tradisonal mereka. Dinamika itu tidak hanya berhasil memacu pertumbuhan ekonomi melainkan mengakibatkan munculnya berbagai kegiatan musiman yang dilakukan pada musim pancaroba seperti perkawinan musiman, pesta tradisional musiman, dan pembangunan fasilitas umum yang juga dilakukan secara musiman.

    Sumber :Ali Hadara (antropolog)
    DINAMIKA PELAYARAN TRADISIONAL
    ORANG BUTON KEPULAUAN TUKANG BESI. Universitas Haluoleo

    Suka

  11. RIWAYAT HIDUP SULTAN HIMAYATUDDIN MUHAMMAD SAIDI

    Nama : Himayatuddin Muhammad Saidi

    Tempat/Tgl. Lahir : Wolio Buton, tahun 1701

    Agama : Islam

    Istri : Gelar “Baluna Oputa Yikoo”

    Anak : 1. La Ode Harikiama

    2. La Ode Pepago

    3. Wa Ode Wakato

    LATAR BELAKANG PENDIDIKAN

    1707-1714 Memasuki pendidikan keluarga yang dikenal dengan Pendidikan Informal, seperti pendidikan ahlak dan budi pekerti yang berlangsung di lingkungan keraton. Selain pendidikan ahlak diajarkan pula pengenalan membaca Alqur’an dalam Pendidikan Halaka. Pada fase ini diperkenalkan pula Pendidikan penegenalan tata krama dalam Istana sebagai “Belo Bamba” tugas pengkaderan bagi anak-anak kaomu dalam Keraton

    1714-1721 Memasuki usia dewasa mengikuti pendidikan bela diri, mendalami kebhatinan dan memperdalam kandungan Al Qur’an, hingga memasuki Pendidikan Keraton dalam lingkungan Istana dengan tugas-tugas pengkaderan dalam bidang politik dalam lingkungan Keraton.

    PENGALAMAN KERJA

    1721-1728 Mengikuti proses pendidikan bagi anak-anak kaomu yang terpilih. Memperdalam pemahaman kandungan Al Qur’an, ilmu pemerintahan dan kepemimpinan, hingga pada tingkat Kesufian. Memasuki dunia birokrasi dalam lingkungan Istana sebagai tugas awal pengkaderan bagi anak-anak kaomu mengabdi dalam Istana Kesultanan Keraton Buton

    1728-1738 Diangkat menjadi Lakina Kambowa, sebagai jabatan Kepala wilayah pemerintahan bawahan

    1738-1750 Diangkat menjadi Kapita Lau Matana eo (Panglima Pertahanan Keamanan Wilayah Timur), adalah sebuah jabatan yang berkedudukan di pusat pemerintahan Istana Keraton Kesultanan.

    1750-1752 Terpilih menjadi Sultan Buton ke-20, oleh Dewan Sara Siolimbona menggantikan mertuanya Sultan La Ngakariyriy yang meninggal dunia tahun 1749.

    1752 Memerintahkan Sabandara untuk menangih Bea cukai pelabuhan terhadap Kapal Pesiar Belanda Rust en Werk yang berlabuh di Bau-Bau. Perintah Sultan melalui Kapita Lau dan Sabandara ditolak oleh Kapten Kapal Rust en Werk menyebabkan terjadinya ketegangan kedua belah pihak. Dalam tahun yang sama Frans Frous seorang pelarian politik kebangsaan Belanda dari Kantor Sekretaris Pemerintah Belanda di Bulukumba mencari perlindungan di Buton. Frans Frous bekerjasama dengan Sultan memerintahkan untuk menenggelamkan Kapal Rust en Werk menangkap dan membunuh anak buah kapal beserta penumpangnya diserahkan kepada sultan.

    Masih dalam tahun ini Sultan Himayatuddin dimakzulkan dari jabatan Sultan Buton oleh Dewan Siolimbona. Pemecatan ini diterima dengan baik oleh sultan Himayatuddin dengan maksud agar tidak terjadi perang terbuka antara Buton dengan Belanda.

    1752-1755 Membuat pertemuan rahasia dengan Sultan Hamim. Himayatuddin mengambil alih Komando Strategi Pertahanan dan Perlawanan terhadap Belanda. Ganti rugi akibat pengrusakan Kapal Rust en Werk yang harus dibayar dengan 100 orang budak untuk dipekerjakan tidak dipenuhi pihak kesultanan. Bahkan ganti rugi itu hanya mengirimkan anak-anak dan orang tua yang sudah tidak bisa bekerja, sebagai tanda perlawanan pihak Buton. Menurut pihak Belanda ini adalah sebuah pembangkangan yang dilakukan oleh pihak Sultan Buton.

    24 Pebruari 1755 Perang Buton “Kaheruna Walanda” meletus, pendaratan Pasukan Belanda dipimpin Komandan Rijweber pada dinihari pukul 00 pasukan Belanda bergerak dari pantai memanjat tebing-tebing terjal menuju titik sasaran dipintu gerbang “Lawana Labunta” pada subuh hari tepat para penjaga membuka pintu gerbang pasukan Belanda menyerbu menembakkan senjata mesin membunuh para pengawal penjaga pintu.

    Perang semakin sengit dari dalam Keraton pasukan Kesultanan memberikan perlawanan, beberapa pejabat kesultanan gugur antara lain Kapita Lau La Ode Sungkuabuso, Sapati, Bonto Ogena. Pasukan Belanda terus bergerak maju menuju Istana Sultan Hamim pengawal sultan melakukan perlawanan yang tidak seimbang. Himayatuddin mengambil alih pimpinan perlawanan setelah diketahui Kapita Lau telah gugur. Segera mengomandokan perlawanan dengan mengalihkan sasaran kepada pusat pertahanan di Istananya dengan maksud untuk memberi kesempatan Sultan Hamim menyingkir keluar Benteng Keraton. Istana Himayatuddin dikepung pasukan Belanda, beliau memberikan perlawanan dan beberapa orang pasukan Belanda dibunuhnya dengan keris dan akhirnya Himayatuddin lolos dari kepungan pasukan Belanda melalui pintu belakang Benteng Keraton menuju Wasinabui.

    1755-1760 Longmarc meninggalkan Benteng Keraton Buton menuju Benteng Pertahanan Gunung Siontapina. Setelah tiba disana mengumumkan Perang Geriliya terhadap Belanda. Menyiapkan srtategi perlawanan dengan membentuk pusat-pusat pengintaian dan pertahanan

    1760-1763 Dewan Siolimbona kembali mengangkat beliau menjadi Sultan Buton yang ke-23. Rakyat mendukung keputusan Dewan Siolimbona, karena kondisi kesultanan ketika itu tidak menentu. Tekanan-tekanan Belanda semakin menyulitkan pemerintah dan rakyat.

    1763-1770 Kembali ke Gunung Siontapina sebagai seorang sufi dan guru agama. Diakhir masa tuanya tetap memberikan semangat perlawanan terhadap Belanda. Ia selalu berkeliling di wilayah kadie-kadie di pantai Timur Buton untuk bersatu memberikan perlawanan dalam model perlawanan rakyat semesta. Melakukan mobilisasi umum dan memerintahkan seluruh rakyat untuk menyiapkan logistik perang. “Kampiri” tempat penyimpanan bahan makanan dari hasil perkebunan dan perlengkapan masak yang disiapkan oleh rakyat dipinggir-pinggir hutan untuk persiapan perang.

    PERLAWANAN OPUTA YIIKO SUDAH PASTI KRNE ABERPEGANG TEGUHNYA I AKAN FALASAFAH BUTON

    1. Yinda-yindamo arataa somanamo karo
    2. Yinda-yindamo karo somanamo lipu
    3. Yinda-yindamo lipu somanamo sara
    4. Yinda-yindamo sara somanamo agama

    >>>>Bholimo Sara Somanamo Agama, artinya: Korbankanlah kepentingan sara atau pemerintah asalkan agama selamat. Atau, biarlah kepentingan sara dikorbankan demi menyelamatkan agama Allah (Islam).
    Di sinilah titik puncak tertinggi dari falsafah hidup Kesultanan Buton . Betapa pentingnya unsure pemerintah disamping unsure-unsur wilayah (lipu) dan rakyat (karo). Walaupun demikian, apabila pemerintah, seseorang atau bersama-sama diiketahui telah melakukan suatu perbuatan yang melanggar hokum, lebih-lebih hokum agama, maka kepada mereka itu wajib dikorbankan/dihukum demi menyelamatkan agama Allah (Islam).

    Dalam sejarah pemerintahan Kesultanan Buton , hal ini dapat disaksikan atas diri Sultan Buton ke-8, La Cila Maradan Ali (Gogoli yi Liwoto), karena tingkah lakunya yang bertententangan bahkan akan merusak sendi-sendi agama Islam. Beliau dipecat dari jabatannya sebagai Sultan dan dijatuhi hukuman mati (diGologi) denagn jalan lehernya dililitkan tali kemudian kedua ujung tali itu ditarik ke kiri dank e kanan hingga wafat. Pelaksanaan hukuman mati ini di Liwuto Makasu (Pulau Makassar) yang berhadapan dengan kota Bau-Bau.

    Di sinilah kita menyaksikan bagaimana pemerintah kesultanan Buton secara konsisten, melaksanakan hokum yang mereka telah terapkan sendiri tanpa pandang bulu. Seorang Sultan pun bila telah melanggar peraturan yang berlaku wajib dihukum sesuai beratnya pelanggaran yang diperbuatnya. Mereka sangat teguh keyakinan dari pendiriannya bahwa melindungi seseorang dari ancaman hukuman berarti membiarkan berlangsungnya pelecehan hukum. Dan hal itu akan melahirkan keresahan dalam masyarakat (karo) dan merupakan awal kebinasaan negeri (lipu).

    perlawanan Sultan Oputa yiiko misalnya tentu bukan hanya sekedar negeri (itu hanya kesimpulan anda yg DANGKAL) tapi pembelaan atas harga diri KESULTANAN YG BERASAKAN ISLAM.

    SULTAN DIPONEGORO MELAWAN BELANDA TERKAIT MASALAH TANAH DENGAN BELANDA PUN BERPERANG MELAWAN ATAS DASAR ISLAM. DENGAN TAKTIK GERILYA, BERHASIL MELAWAN BELANDA WALAU GUGUR.

    BEGITU PANGLIMA BESAR SUDIRMAN BERGERILYA DI HUTAN, MENINGGAL DALAM KEADAAN SAKIT.

    BEGITUPUN SULTAN OPUTA YIIKO, BERPERANG MELAWAN BELANDA DENGAN TAKTIK GERILYA SAMPAI WAFAT, TANPA DITANGKAP BELANDA. ITU KARENA TAKTIK GERILYA.

    Suka

    1. manuskrip diatas hanyalah novel yang ditulis orang-buton, Crita itu tidak ada dan hanya diada-aakan. Tujuannnya ntuk memberi kesan bahwa sultannya yang penakut dan tunduk pada belanda seolah-olah pahlawan. Kalau dia benar-benar memiliki jiwa patriotisme, pasti dia seruhkan perang tebuka melawan belanda sampai titik darah penghabisan. seperti falsafah hidup yang anda kutip diatas.Bukan lari kehutan dan membiarkan negarnya diatu oleh belanda. Pola kepengecuta Sultan anda jgn dibandingkan dengan diponegoro dan jenderal sudiman, kedua pahlawan tersbut bukan pengcut seperti sultan anda, merek menyeruhkan perang terbuka smpai titi darah penghabisan.

      Falsafa yang kamu kutip diatas itu juga direplikasi dari falsafah hidup masyarakat Muna yang diajarkan oleh Sugi Manuru Di buton falsafah itu di ajarka oleh La Kilaponto. puter Sugi Manuru yag karena kepahlawanannya diangkat menjadi raja Melai, La kilaponto kemudian membentk ksultanan Butuuni Darusalam yang saat ini dikenal dengan buton. Falsafah itu resmi menjdi falsafah negara ketika dideklarasika martabat tujuh ole sapati La Singga di masa kesultanan La Elangi/ dayanu iksanuddin. Walaupun falsafa tersebut telah dikukuhkan sebagai falsafah negara, namun nampaknya tidak dipahami betul oleh pemimpn-pemimpin di buton seperti yang diperlihatkan oleh sultan OPUTA YIIKO, dan beberap sultan seprti yg tergambar dalam urat-surat sutan buton yang dipoting di blog ini.

      Para sultan tersebut relah menjadian rakyatnya budak para kafiri walanda bahkan wanita dikirim kan pada gubernur jendral belanda di batvia untuk dijadikn budak sex oleh para kafiri walanda itu. Apakah itu cara mereka itu mencerinkan sbg pemimpin palagi pemimpin negara islam????? SILAAN ANDA RENUNGKAN SENDIRI

      Suka

      1. manuskriP diatas adalah ASLI, bukan sebgaimana tuduhan anda yg NGAWUR ITU.

        buktinya telah ada kajian tentang kepahlwanan Sultan Oputa yiiko:
        http://www.baubau.go.id/newsview/167/perjuangan.himayatuddin.menuju.pahlawan.nasional.html

        media nasional saja memberitakan bahwa Oputa yiiko sangat pantas menjadi pahlawan nasional:
        silahkan baca bro :
        http://www.inilah.com/read/detail/1778233/sultan-himayatuddin-akan-jadi-pahlawan-nasional

        atau di sini aja bro:
        http://palembang.tribunnews.com/m/index.php/2011/07/17/sultan-himayatuddin-sangat-pantas-jadi-pahlawan-nasional

        jangan tutup mata !!!
        ===

        FALSAFAH BUTON LAHIR DARI ISLAM dibawa oleh SYEIKH ABDUL WAHID DAN DIFORMALKAN OLEH SULTAN BURON KE IV >ITU FAKTA SEJARAH<,
        BUKAN LAHIR DARI RAJA ANDA YG MUSYRIK ITU, CAM KAN ITU !!!!!!!!!! SADARLAH WAHAI PENDUSTA !!!!!!!!!!!!!

        PENERAPAN ISLAM DI BUTON DILAKUKAN SECARA KONSISTEN

        Dalam sejarah pemerintahan Kesultanan Buton , hal ini dapat disaksikan atas diri Sultan Buton ke-8, La Cila Maradan Ali (Gogoli yi Liwoto), karena tingkah lakunya yang bertententangan bahkan akan merusak sendi-sendi agama Islam. Beliau dipecat dari jabatannya sebagai Sultan dan dijatuhi hukuman mati (diGologi) denagn jalan lehernya dililitkan tali kemudian kedua ujung tali itu ditarik ke kiri dank e kanan hingga wafat. Pelaksanaan hukuman mati ini di Liwuto Makasu (Pulau Makassar) yang berhadapan dengan kota Bau-Bau.

        Di sinilah kita menyaksikan bagaimana pemerintah kesultanan Buton secara konsisten, melaksanakan hokum islam yang mereka telah terapkan sendiri tanpa pandang bulu. Seorang Sultan pun bila telah melanggar peraturan yang berlaku wajib dihukum sesuai beratnya pelanggaran yang diperbuatnya. Mereka sangat teguh keyakinan dari pendiriannya bahwa melindungi seseorang dari ancaman hukuman berarti membiarkan berlangsungnya pelecehan hukum islam.

        klo di muna yg berlaku, hukum musyrik ya, buatan sugi manuru !?

        kasihan, sudah miskin peradaban..SUKA MEFITNAH LAGI, saking miskin peradaban, lalu anda dengan bangga mengatakan:

        "Para sultan tersebut relah menjadian rakyatnya budak para kafiri walanda bahkan wanita dikirim kan pada gubernur jendral belanda di batvia untuk dijadikn budak sex oleh para kafiri walanda itu. Apakah itu cara mereka itu mencerinkan sbg pemimpin palagi pemimpin negara islam?????"

        SEBUAH TUDUHAN KEJI, (INIKAH YG DIAJARKAN DARI LELUHUR MUNA?)

        TAK ADA BUKTI SATU PUN MENGATAKAN BAHWA SULTAN BUTON MENGIRIM BUDAK SEX KE GUBERNUR BELANDA..
        SADARLAH WAHAI MANUSIA PENDUSTA !!!!!!!!!BIARLAH KAU PERTANGGUNG JAWABKAN PERNYATAANMU DI AKHERAT KELAK !!!!!!!!

        ====

        Suka

        1. KARYA-KARYA DAN NASEHAT-NASEHAT AGAMA ISLAM DARI SULTAN LA ODE IDRIS KAIMUDDIN, silahkan klik :

          http://pusatstudiwakatobi.blogspot.com/2011/04/mengungkap-ketokohan-muhammad-idrus.html

          memiliki karya-karya berbahasa arab di bidang agama:
          sperti:
          Kasyfu al-Hijab fi Murakabati al-wahab,
          hidayat al-basyir fi ma’rifat al-Qadir,
          Zubdatu al-Asrar fi Tahqiqi Ba’di Nasyaribi al-Akhyar wa Risalatu as-Syatariah,
          Misbah ar-Rajin fi Zikri as-Salat wa as-Salam ala an Nabi Syafi al-Muznibin.
          Jauharana Manikamu,
          Mu’nisah al-Qulub fi Dzikr wa-Musyahadah,
          dan Diya al-Anwar fi Tashfiyah al-Akdar dan Kasif al-Hijab fi Muraqabah al-Wahhab.

          nama Muhammad Idrus tertulis Al-abd al-fakir al-haqir Muhammad Idrus Kaimuddin ibnu al-faqir Badaruddin al-Butuni.
          Selain itu dalam naskah-naskahnya yang membicakan hukum adat (undang-undang), seperti Sarana Barata, nama Muhammad Idrus tertulis Sultan Qaimuddin Muhammad.

          adakah Raja muna yg seprti beliau memilik karya-karya di bidang agama (ISLAM) yg merupakan peradaban tertinggi untuk manusia ???????

          gak ada kan !!!!!!!!!

          Suka

        2. Ode kalau masaah sultan buton mengirim budak sex pd ubernur jenderal belanda di batavia dapat diteusuri dari lima buah surat tang dikirim SULTAN BUTON XXVI MUHYIUDDIN ABDUL GAFUR KEPADA KOMPENI BELANDA DI BATAVIA. ini kutipannya ” ini hanyalah binngkisan dua lapan orang laki-laki akan tanda alamat al-hayat dipesankan tabi banyak-banyak, dan lagi pula ada dua orang bodoh akan kiriman Paduka Sri Sultan sendiri datang kepada Paduka Tuan Gurnadur Jenderal sendiri”
          Dua lapan orag laki2 adalah budak2 yan diperembahkan sultan buton pada hindia belanda dn duanya adalah gadis-gadis yan dipersembahkan khusus untuk guberur jenderal. Untuk info lengkapnya silaan Baca :https://formuna.wordpress.com/raja-raja-muna/surat-surat-sultan-buton/.

          Surat2 sultan buton itu di ungkap oleh Suryadi guru besar sejarah Unversitas leiden dalam makaalhnya pada simposium internasional ke-9 Masyarakat pernaskahan Nuantara di Baubau tanggal 5-8 agustus 2005

          Suka

          1. haha, jelas sekali TUDUHAN YG TAK BERDASAR, dan KAU PAKSAKAN TAFSIRAN ANDA SESUAI HAWA NAFSU ANDA YG BEJAT ITU..dalam surat2 tersebut..TAK ADA SAMA SEKALI PERKATAAN APALGI TAFSIRAN SEPERTI ANDA, dalam simposium pun tak ada tafsiran semacam itu.

            kata ‘dua orang bodoh’ tidak bs intepretasikan itu adalah dua pelacur. krn masih samar dan tidak jelas.
            klo pun itu ‘benar’ interpretasi itu…kita tdk bs menyamaratakan hal bahwa itu adalah perbuatan yg disetujui oleh rakyata Buton kala itu.
            memang orang buton mengakui bahwa kala itu ada juga sultan yg bekerjasama dengan belanda demi kepentingan drirnya sendiri..Bukan kepentingan negerinya dan itu adalah kesalahan !!!

            DAN SEHARUSNYA SIKAP KITA ADALAH OBJEKTIF DAN ADIL, TIDAK MENCARI2 KESALAHAN ATAS KESALAHAN YG DILAKUKAN, (JIKA ITU BENAR BHW ITU KESALAHAN) !!!
            (MUDAH2AN ANDA SDAR BAHWA SIKAP MENCARI2 KESALAHAN ADALAH SEBUAH KEKALAHAN INTELEK YG TAK MELAWAN SECARA ILMIYAH!!!!)

            LIHAT SIKAP JUJUR PARA SEJARAWAN SEPERTI PROF. SUSANTO ZUHDI/SEJARWANA UI, ATAU PARA PENELITI BRUNEI, MALAYSIA, JEPANG, BAHKAN EROPA, PADA SIMPOSIUM INTERNASIONAL WAKTU ITU…..MENGAKUI BAHWA BUTON TELAH BANYAK MELAHIRKAN PERADABAN TINGGI DI ZAMANNYA

            BAIK ITU SULTAN BAHKAN ULAMA BUTON TELAH BANYAK MELAHIRKAN KARYA-KARYA PERADABAN.

            SATU CONTOH SAJA,
            SULTAN LAODE IDRUS KAIMUDDIN YG MEMPUNYAI KARYA-KARYA DI BIDANG AGAMA YG MERUPAKAN PERADABAN TINGGII UMAT MNUSIA. YG GAK DIPUNYAI RAJA MUNA.
            SILAHKAN CEK/KLIK :
            http://pusatstudiwakatobi.blogspot.com/2011/04/mengungkap-ketokohan-muhammad-idrus.html

            ATAU SYEIKH HAJI GHANIYU AL BUTHUNI ULAMA SUFI DI ZAMANNYA,

            BAHKAN PENYEBAR ISLAM DI MALUKU DAN PAPUA >ORANG-ORANG BUTON< PUNYA KONTRIBUSI BESAR PENYEBARAN ISLAM DI SANA.

            SILAHKAN CEK DI MAKALAH:
            Ali Hadara (antropolog)
            DINAMIKA PELAYARAN TRADISIONAL
            ORANG BUTON KEPULAUAN TUKANG BESI. Universitas Haluoleo

            DISINILAH KEHEBATAN ORANG BUTON YG TAK DI PUNYAI MUNA !?!!

            Suka

            1. Saya tetap berkesimpulan seperti yang saya yakini, karena, kalau dinilai dari gaya bahasa yang digunakan dalam srt2 tersebut banyak memakai kata kiasan, bahasa yang halus seklipun. Misalnya, “binngkisan dua lapan orang laki-laki akan tanda alamat al-hayat dipesankan tabi banyak-banyak” untuk penyerahan Budak2. Kemudia bagaimana sultan menulis kata2 pelacur? jadi untuk memperhalus ditulislah “dan lagi pula ada dua orang bodoh akan kiriman Paduka Sri Sultan sendiri datang kepada Paduka Tuan Gurnadur Jenderal sendiri”

              Analisanya, kalau keselurahanya yang dipersesbahkan adalah budak laki2, kenapa yang duanya harus dipisah? Silakan analisis sendiri.

              Saya perlu sampaikan pada kamu, apa sih istimewanya kamu sebagai manusia? Sehingga dengan sesuka dengkul mu melakuan penghinaan teradap orang lain ? begitu orang itu membalas degan suatu fakta yang isa dinalr dengan otak yang waras kamu merasa tersinggung???????

              Makanya kalau tid mau terbongkar sikap dan perbuatan mu yang memalukan jangan pernah menyerang orang lain dengan kata2 hinaan. Maaf saya harus menasehati anda, karena ternyata au terlalu merasa superior.

              JAGALAH MULUT DAN PIKIRAN DARI HAL2 YANG MEMBUAT ORANG LAIN MALU, KALAU KITA TIDAK MAU DIPERMALUKAN ORAG LAIN.

              sEAGAI REFLEKSI DIRI DAN PIKIRAN, SILAKAN BACA KEMBALI TULISAN=TULISAN KAU DI BLOG INI SEJAK PERTAMA KALI KAMU KIRIMKAN

              Suka

  12. Maaf… Bukannya untuk merusak sejarah.:) tp kalau boleh tau itu cerita tentang nabi muhammad itu berasal dari sumber hadist atau surah apa…?
    Bukannya lancang tp jangan sampai menyesatkan umat… Dan jika anda menyesatkan umat… Dapat dosa lho….

    Suka

  13. Raja wuna satu adalah la eli alis remang Rilangik bersama iparnya sawerigading menaklukan pemerintahan jawa wolio raden setia bonga dan bau besi (epick i lagaligo). raja buton suami wa kaka adalah la tuasari diambil oleh raja wuna ke 2 dari luwu karena pada saat itu raja luwu adalah saudara raja wuna yang bernama runtu wulau. beliau menjadi solewata raja menggantikan la galigo karena la galigo juga tidak ingin menjadi raja di luwu seperti sawerigading. tua sari di ambil untuk menyadap enau dan membuat perahu. karena sering di cambuk oleh raja wuna ke 2 akhirnya beliau lari ke buton dan menikah dengan wa kaka. keturunan mereka inilah yang menjadi raja di buton samapai raja mulae. la tua sari memberi gelar pada dirinya mayang patola atau mengkuti nama la aka alias patola kamba yang artinya seperti tuannya di muna karena takut rahasianya terbongkar oleh ratu wa kaka hehe.

    Suka

  14. mna yg nama ode tu??? sota mu bukan main.. ngomong loe ja nd ada dasar, mw ko tw ciri2x orang buton yg suka bohong?? no kopere-pere wubano kaasi krn omonganx yg sota, contohx ni mi yg nmax ode, pasti no kopere-pere wubano ni..hahahaha

    Suka

  15. Bukan nya saya mau mengungkit masa lalu. Kerajaan muna sebenarnya adalah bagian wilayah kesultanan buton sampai akhirnya kerajaan muna pun merdeka tetapi kerajaan muna tidak mau mengakui kalau dulunya kerjaan muna adalah bagian dari kesultanan

    Suka

Silakan berkomentar dengan santun

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.